Hari-hari Bella terasa seperti hidup dalam sangkar yang dibungkus kemewahan. Setelah hubungan dengan Renand berakhir, ia seolah berpindah dari satu penjara ke penjara lain, bedanya, kali ini dindingnya terbuat dari marmer mahal dan kaca bening. Han, suaminya, menuntut segalanya teratur: ke mana pun Bella pergi, selalu ada dua bodyguard yang membuntuti langkahnya tanpa suara. “Aku cuma ingin ke taman sebentar,” ucap Bella, suaranya nyaris seperti bisikan. “Maaf, Nyonya. Perintah Tuan Han, Anda tidak boleh keluar tanpa izin,” jawab salah satu pengawal dengan wajah datar. Bella menatapnya beberapa detik, lalu berbalik tanpa berkata apa-apa lagi. Pintu kamar menjadi satu-satunya tempat ia bisa bernapas, meski udara di sana pun terasa berat. “Sampai kapan aku harus hidup seperti ini,” gumamnya sambil menatap langit dari balik jendela tinggi. Ia duduk di tepi ranjang, meremas ujung selimut dengan tangan gemetar, merasa seluruh dunia menyusut jadi empat dinding yang dingin dan sunyi.
Terakhir Diperbarui : 2025-10-06 Baca selengkapnya