Ketukan di kaca mengejutkan Bella. Ia buru-buru menarik tangannya dari genggaman Renand. Jantungnya berdegup kencang saat melihat siapa yang berdiri di luar.“Papa…” bisiknya, panik.Pak Arman membungkuk sedikit, menatap ke dalam mobil dengan wajah datar. “Kenapa lama sekali di sini? Papa tungguin dari tadi, Bella.”Bella cepat-cepat membuka pintu mobil. “I-iya, Pa. Tadi cuma… ngobrol sebentar sama Renand.” Senyumnya dipaksakan, nyaris gemetar.Renand ikut keluar dari sisi kemudi, berusaha terlihat tenang. “Om.” Ia menunduk hormat, suaranya terkendali meski matanya sedikit gugup.Pak Arman menyapu pandangan bergantian pada keduanya. Tatapannya tajam, seolah membaca ada yang tidak beres, tapi ia tidak langsung bertanya. “Kalau mau ngobrol, ngobrol di rumah. Jangan di mobil begini. Ibumu nunggu di dalam.”Bella menunduk, meremas ujung tasnya. “Iya, Pa. Kami masuk sekarang.”Renand sempat ingin membuka suara, tapi Bella menatapnya cepat, tatapan penuh peringatan agar jangan bicara macam-
Last Updated : 2025-09-18 Read more