Bella berdiri kaku di depan pintu apartemen Renand. Suaranya tenang, tapi matanya bergetar. “Memangnya… apa yang akan kamu lakukan?” Renand menatapnya tajam, tatapan yang menusuk sampai ke dasar hati. “Kamu tahu aku nggak pernah bercanda dengan kata-kataku. Jadi, bersiaplah.” Bella tersenyum tipis, getir. “Ya… aku tahu sifatmu. Tapi jangan lupa, ada batas yang nggak boleh dilewati.” Tangannya cepat meraih tas, langkahnya tegas. “Aku pulang.” Pintu tertutup dengan bunyi keras. Bella bersandar di baliknya, matanya terpejam rapat. Nafasnya tercekat. Kenapa semua jadi serumit ini? Potongan kenangan masa kecil melintas cepat. Renand yang dulu lembut, hangat, selalu melindunginya. Tapi kini… dingin, keras, penuh sisi gelap yang menakutkan. --- Pagi harinya, Bella melangkah masuk ke lobi kantor. Rambutnya masih basah sedikit, wajahnya letih. Tapi langkahnya berhenti. Han berdiri di sana, menunggunya. Wajahnya tegang, matanya penuh cemas. “Bella!” serunya. “Kenapa semalam kamu ngg
Terakhir Diperbarui : 2025-09-18 Baca selengkapnya