Semua Bab Sentuhan Panas Bos Suamiku: Bab 61 - Bab 70

Suasana seketika hening sejenak begitu Citra datang ke sana. Rania dan Yetty terpaku menatap wanita cantik itu. Wanita dengan dandanan rapi, profesional, dan sangat modis. Rambut panjangnya digerai dengan sedikit ikal di bagian bawahnya, dan penampilannya sangat sempurna. Namun, bukan itu yang membuat Rania terdiam, melainkan sosok wanita yang ternyata adalah wanita menyebalkan malam itu. Bukan hanya itu, wanita itu secara kebetulan adalah ... selingkuhan Elvan. Citra sendiri langsung mengenali Rania hanya dalam satu kali tatap. "Kau? Si kurir?" Dita membelalak ke arah Citra. "Ya ampun, Citra Sayang! Kau mengenal Rania?" Citra mengernyit. "Rania? Namanya Rania? Ibu juga mengenalnya? Dia ini kurir tidak tahu malu yang menabrakku di lobby hotel. Aku baru membeli blouse putih yang mahal, tapi karena dia, blouseku terkena noda kopi dan tidak bisa hilang, Ibu!" Citra menggeram kesal dan kembali menatap Rania dengan berapi-api. "Apa yang kau lakukan di sini? Kali ini kau mengantar a

"Tidak, Pak! Tolong jangan begini, Pak! Aku tidak pernah melakukan kesalahan sebelumnya, Anda harusnya melihat track recordku! Aku diangkat sebagai manager juga karena hasil kerjaku yang bagus! Anda tidak bisa begini!" Citra terus berteriak memohon, tapi Lucas tidak pernah mengubah keputusannya. "Orang yang bisa mempermalukan orang lain, harus belajar cara menghormati orang lain. Jabatan itu bukan hanya wewenang, melainkan contoh bagi semua bawahanmu." "Tapi saat tindakanmu sudah tidak pantas dicontoh. Itu saatnya kau kembali belajar dari bawah dan merenungkan dirimu." Lucas menatap Citra datar, sebelum ia melirik Surya. "Berikan dia pesangon yang layak dan serah terima jabatannya!" "Baik, Pak!" sahut Surya yang langsung membawa Citra bersamanya. Tanpa mempedulikan keluarga Elvan, Lucas pun langsung membawa Rania dan Yetty ke ruang VIP di restoran itu, ruangan privat untuk menjamu makan siang. "Siapkan jamuan makan siang terbaik untuk kami! Dan Aldo, buatkan dessert terbaikmu un

"Sial, apa-apaan ini? Dia hamil, tapi dia baru saja dipecat! Bagaimana bisa seperti ini!" Elvan tugas keluar kantor sepanjang hari itu dan ponselnya tidak bisa dihubungi karena kehabisan baterai. Entah mengapa sejak kejadian Rania diselamatkan Lucas, Elvan merasa bosnya itu memberinya beban pekerjaan yang lebih berat dari biasanya. Elvan sangat lelah dan berharap bisa istirahat lebih cepat, tapi sesampainya di rumah, ia malah disambut berita yang membuatnya begitu syok. "Semua ini karena istri kampunganmu itu! Bagaimana bisa mendadak dia bekerja di hotel Skyline? Apa dia benar-benar simpanan bosmu? Selera bosmu benar-benar rendah! Bahkan bosmu sampai memecat Citra juga karena dia! Sekarang Citra hamil dan ingin bergantung padamu! Membuat Ibu stres saja!" Elvan berdecak. "Aku juga tidak tahu harus berkata apa lagi, Ibu! Tapi bukankah itu yang Ibu inginkan? Setelah Rania yang mandul itu tidak bisa memberikanku anak, akhirnya Citra bisa kan?" "Dulu dan sekarang berbeda, Elvan! Kalau

Rania tidak bisa tidur malam itu. Bohong kalau ia sama sekali tidak terpengaruh berita pernikahan Elvan. Rania tidak ingin peduli, tapi hatinya tetap sakit memikirkan Citra yang sekarang sedang hamil. Entah sudah berapa lama sebenarnya perselingkuhan itu terjadi. Mereka baru berpisah, tapi Citra sudah hamil. Dan akhirnya keluarga Elvan mendapatkan apa yang mereka mau, seorang anak dari Elvan. "Kau tidak tidur, Rania?" Suara Yetty menyentak Rania dan membuatnya refleks tersenyum. "Ibu? Mengapa Ibu bangun lagi?" Sejak Yetty pulang dari rumah sakit, Rania memang masih tidur bersama ibunya itu, menikmati masa berdua sekaligus menjaga ibunya. Yetty yang merasakan kegelisahan Rania pun bangkit duduk dan tersenyum menatap anaknya itu. "Jangan kira Ibu tidak tahu kalau kau sedang memikirkan sesuatu. Sejak kau pulang tadi, wajahmu masam sekali tanpa senyuman. Apa kau mau bercerita pada Ibu?" Tatapan Rania goyah dan rasanya ia ingin menangis sekarang. Ia tidak ingin menyembunyikan apa

Semua orang benar-benar membelalak membaca tulisan di papan bunga itu sampai untuk sesaat, semuanya mematung. "Apa itu? Ucapan selamat apa?" pekik salah seorang teman Dita. "Suami tukang selingkuh? Oh, apa mungkin itu dari mantan istrinya? Bukannya wanita kampung itu biasanya selalu pasrah? Bagaimana mendadak mengirimkan bunga seperti ini?" timpal teman yang lain. "Ya ampun, tapi kata Bu Dita kan mereka sudah cerai. Mengapa ada seperti ini lagi? Memalukan sekali!" Suara orang berbisik langsung terdengar dari teman-teman arisan Dita sampai Dita makin panik. Elvan sendiri sudah keringat dingin, matanya membelalak, dan tangannya gemetar. "Apa ini?" pekik Pak Damar kaget. "Siapa suami tukang selingkuh dan pelakor tidak tahu malu?" Suara Pak Damar membentak dengan mengerikan sampai Elvan makin tegang. Ia pun langsung berlari dan berdiri di depan papan bunga itu, seolah menutupi agar tidak ada yang membaca tulisannya."Sebentar! Ada salah paham di sini! Jangan dibaca dulu! Sebentar!