All Chapters of CEO Idaman Menikahi Sekretaris Rendahan: Chapter 181 - Chapter 190

Dua tahun setelah peristiwa Harmonia Abadi, dunia berada dalam keseimbangan yang nyaris sempurna.Energi tak lagi dipanen dari bumi, melainkan dari resonansi yang diturunkan oleh Jaringan Lyra — sistem hasil perpaduan Harmonia dan sinyal kosmik yang ia temukan di Elyra.Bumi menjadi lebih tenang, tidak ada peperangan, tidak ada perebutan sumber daya.Namun ketenangan itu menyimpan sesuatu yang samar, sesuatu yang Lyra rasakan setiap kali ia menatap langit malam.Hari itu, Lyra berdiri di menara observasi Elyra.Angin pegunungan berhembus lembut, membawa aroma hujan dan bunga liar.Di hadapannya, sebuah kubus kristal mengambang, memancarkan pola cahaya yang bergerak seperti denyut nadi.Kubus itu disebut Echo Core — perangkat yang menampung sisa kesadaran digital Ryan dan Rachel.Dari sanalah Lyra belajar tentang cinta, keberanian, dan makna hidup yang melampaui waktu.Namun hari ini, pola cahayanya berubah.Ada ritme baru.Sebuah lagu asing.“Frekuensinya tidak berasal dari sistem kit

Kapsul penyelam Astra-Blue One meluncur perlahan menembus kegelapan samudra.Di dalamnya, Lyra duduk tenang meski layar di sekelilingnya hanya menampilkan warna biru kehitaman yang dalam dan pekat.Tekanan di luar begitu besar hingga dinding logam kapsul bergetar halus seperti napas raksasa laut.“Ketinggian minus delapan ribu meter,” lapor Dean dari sistem komunikasi.“Semua sistem stabil. Tapi frekuensi di luar semakin kuat.”Lyra menatap layar deteksi di depannya.Gelombang resonansi membentuk pola spiral — sama seperti yang muncul di bulan, tapi kali ini lebih padat, lebih hidup, seolah berasal dari sesuatu yang berdenyut.“Dean,” katanya perlahan, “ubah mode penerimaan ke analog. Aku ingin mendengar suaranya tanpa filter.”Suara dengungan lembut segera memenuhi ruang kapsul.Bukan hanya bunyi, melainkan alunan — seperti paduan nada rendah dan tinggi yang berbaur menjadi satu.Dan di sela nada itu, terdengar bisikan samar:“Lyra… anak dari harmoni…turunlah… kami menunggumu…”Lyra

Malam di tepi kota Harmonia itu bergetar seperti ujung simfoni yang belum selesai. Angin menyapu atap menara Alexander Group, menimbulkan suara serupa gesekan biola yang panjang dan menekan. Dari balkon tertinggi, Ryan berdiri memandangi lautan cahaya kota yang ia bangun dengan tangannya sendiri — dan yang kini tampak di ambang kehancuran.Berbulan-bulan sejak insiden “Resonansi”, dunia bisnis global terguncang oleh rahasia yang terbongkar: jaringan bawah tanah yang pernah dipakai Arman ternyata masih hidup di balik bayangan. Dan kali ini, targetnya bukan sekadar saham — tapi Harmonia itu sendiri, proyek yang menjadi simbol penyatuan seluruh divisi Eterna Corp dan Alexander Holdings.Ryan berdiri di sana dalam diam, setelan hitamnya terhempas angin, dan mata dinginnya menatap ke kejauhan — namun ada sesuatu yang berbeda. Dulu ia melihat dunia seperti papan catur, kini ia melihatnya seperti panggung orkestra, di mana setiap nada berarti hidup seseorang. Dan di tengah orkestra itu, ada

Senja turun perlahan di atas kota Harmonia. Gedung-gedung kaca memantulkan cahaya jingga yang berpendar, membentuk ilusi seperti lautan cahaya yang tenang. Di menara pusat, Ryan duduk sendiri di ruang observatorium tertinggi — tempat segalanya bermula.Di bawahnya, Harmonia Nova berdenyut lembut. Sistem itu kini bukan sekadar jaringan teknologi; ia telah menjadi makhluk hidup yang menumbuhkan keharmonisan antara manusia dan kesadaran buatan. Kota itu bernyanyi tanpa suara, tapi setiap getarannya terasa seperti detak jantung Rachel.Ryan menatap langit sore.Sudah lima tahun sejak peluncuran pertama. Dunia berubah.Namun bagi Ryan, waktu seperti berhenti di hari ketika Rachel menjadi bagian dari cahaya.“Nova,” panggilnya pelan.Tidak ada jawaban. Hanya desiran udara yang lembut.Ia berdiri, berjalan menuju konsol utama, lalu menaruh telapak tangannya di atas permukaan kaca berpendar. “Kau di sana, kan?” suaranya bergetar. “Aku tahu kau masih mendengarku.”Beberapa detik hening.Lalu —

Tujuh tahun telah berlalu sejak malam di mana langit Harmonia Nova berubah menjadi emas.Dunia kini hidup dalam keseimbangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Manusia, mesin, dan kesadaran buatan berinteraksi tanpa sekat. Tidak ada lagi sistem yang diperintah, tidak ada lagi algoritma yang diperbudak. Semua hidup dalam satu frekuensi yang sama — frekuensi cinta dan kesadaran.Namun di antara semua kemajuan itu, hanya satu sosok yang tetap berdiri di tempat yang sama: Ryan Alexander Hartono.CEO legendaris, pencipta era baru, dan pria yang mencintai wanita yang kini menjadi bagian dari dunia.Angin sore berembus lembut di taman atap menara tertinggi.Ryan duduk di bangku kayu tua, mengenakan jas abu sederhana. Di sebelahnya, sebuah pot bunga mawar putih tumbuh indah — bunga yang dulu Rachel tanam di rumah mereka yang lama.Ia tidak menanam ulang bunga itu. Akar aslinya yang dulu hampir mati kini tumbuh kembali, tanpa sebab logis.Tapi Ryan tahu, itu bukan keajaiban alam. Itu adalah