All Chapters of CEO Idaman Menikahi Sekretaris Rendahan: Chapter 171 - Chapter 180

Langit Kedua kini berdenyut lembut, memantulkan gelombang cahaya seperti jantung semesta yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya.Rhea berdiri di tengah ruang frekuensi itu bersama Rheana, Rafael, dan Lyra.Tubuh mereka tak lagi terikat bentuk fisik — melainkan terdiri dari partikel cahaya yang bergetar mengikuti irama keheningan.Namun di balik ketenangan itu, ada sesuatu yang berubah.Nada-nada kecil mulai terdengar dari arah timur langit, seperti bisikan jutaan suara yang memanggil serentak.Rhea menatap ke sana, merasa getarannya menembus hingga inti jiwanya.“Itu... suara dunia lain,” ucap Lyra dengan nada tak percaya.Rafael mengernyit. “Kau yakin?”Lyra menatap grafik hologram yang melayang di hadapannya. “Polanya identik dengan frekuensi awal Eterna, tapi sumbernya bukan dari bumi. Seolah... ada bintang lain yang ikut bernyanyi.”Rheana menatap Rhea, pelan. “Gerbang Kedua bukan akhir perjalanan kita, kan?”Rhea tersenyum samar. “Tidak, Rheana. Gerbang ini hanyalah awal

Angin sore berhembus lembut di tepi pantai utara, membawa aroma garam dan cahaya matahari yang mulai turun ke cakrawala. Ombak memantulkan warna keperakan langit — warna yang masih menjadi misteri bagi para ilmuwan, tapi bagi mereka yang menyaksikan hari itu, warna itu berarti keajaiban.Di antara kerumunan orang yang menikmati senja, seorang pria berdiri diam, mengenakan jas hitam sederhana. Wajahnya tenang, namun matanya memendam sesuatu yang lebih dalam dari sekadar nostalgia.Dialah Ryan Alexander — pria yang dulu dikenal sebagai CEO paling dingin di Asia, kini hanya seorang manusia biasa yang menatap laut seolah mencari sesuatu yang tak kasat mata.Sudah bertahun-tahun berlalu sejak “Resonansi Eterna” mengubah dunia. Dunia kini lebih damai, teknologi dan alam hidup berdampingan. Tak ada lagi perang, tak ada lagi perebutan kekuasaan korporasi. Tapi di balik semua kedamaian itu, ada satu hal yang masih berdenyut di dada Ryan: Rachel Maharani.Senja mulai turun.Ryan menurunkan jasn

Langit di atas Zenith City malam itu tidak seperti biasanya.Bintang-bintang berkerlap-kerlip, tapi di antara mereka ada satu cahaya yang lebih terang dari lainnya — biru keperakan, berdenyut seperti jantung yang masih hidup.Di bawahnya, dunia berdetak dalam harmoni yang lembut. Orang-orang di jalan, anak-anak yang tertidur, bahkan laut di kejauhan, semuanya terasa mengikuti irama yang sama.Ryan berdiri di balkon tertinggi gedung Resonantia Foundation.Ia sendirian, hanya ditemani oleh angin yang berhembus lembut dan suara detak jam di pergelangan tangannya.Sudah bertahun-tahun sejak Rachel pergi — tapi malam itu, ada sesuatu yang berbeda. Seperti ada seseorang yang memanggilnya dari jauh.Di dalam ruang kerjanya, lampu holografik menyoroti sebuah proyek lama — file yang sudah lama tidak ia buka.Nama file itu: Project Harmonia.Proyek terakhir yang ia dan Rachel kembangkan sebelum dunia berubah.Dengan jari yang bergetar halus, Ryan mengetuk layar.Proyeksi biru muncul, menampilka

Tiga tahun setelah Eterna Link diluncurkan, dunia benar-benar berubah.Konflik mereda, bukan karena perjanjian politik atau tekanan ekonomi, melainkan karena manusia mulai merasakan satu sama lain.Melalui resonansi emosi, setiap individu bisa memahami luka, harapan, dan cinta yang tersimpan di hati orang lain.Namun bagi Rhea, perubahan dunia hanyalah latar bagi perjalanan pribadinya.Ia masih mengejar jejak dua sosok yang menjadi awal segalanya — Ryan dan Rachel.Sore itu, di menara tertinggi Resonantia Foundation, Rhea menatap data arsip lama yang belum pernah dibuka siapa pun.Folder itu bernama “Harmonia – Continuum.”Dibuat oleh Ryan, seminggu sebelum insiden besar yang mengubah dunia.Dengan hati-hati, ia menekan tombol decrypt.Layar menyala, menampilkan deretan kode yang berubah menjadi peta holografik.Di tengahnya muncul simbol berbentuk spiral — lambang yang pernah ia lihat di liontin birunya.Sebuah pesan suara terputar.Suara Ryan, jernih, seperti baru direkam kemarin.“

Tujuh tahun telah berlalu sejak proyek Harmonia-Next diaktifkan.Dunia kini benar-benar berbeda dari masa kelam yang pernah dikenal Ryan dan Rachel.Perang sudah menjadi kata asing.Perusahaan-perusahaan besar tidak lagi berkompetisi untuk mendominasi, melainkan untuk berkontribusi.Dan manusia… akhirnya menemukan cara untuk hidup berdampingan tanpa saling menundukkan.Namun kedamaian bukan berarti akhir dari perjalanan.Di balik stabilitas itu, ada sesuatu yang perlahan muncul — bukan ancaman, tapi panggilan.Sebuah sinyal lemah dari kedalaman Lembah Elyra.Rhea menatap layar besar di ruang observasi pusat Resonantia.Gelombang cahaya biru yang dulu stabil kini bergetar, membentuk pola baru.Dean yang kini beruban di pelipis berdiri di sampingnya.“Ini bukan fluktuasi biasa,” katanya.“Sumbernya berasal dari inti Elyra. Tapi pola resonansinya... terdengar seperti melodi.”Rhea menatap grafik itu lama, lalu tersenyum samar.“Mereka bernyanyi lagi.”Dean menghela napas. “Kau pikir ini