Celina mengedarkan pandangannya ke seantero bar yang riuh rendah. Asap rokok bercampur aroma alkohol menyeruak menusuk hidung, namun tak mampu mengalahkan amarah yang membara dalam dirinya. Matanya menyipit, berusaha menembus kerumunan orang.“Ernest, dimana kamu?” gerutunya pelan, nyaris tak terdengar di tengah kebisingan. “Sial, disaat seperti ini, bisa-bisanya dia pergi ke bar,” maki Celina menahan kesal. Di salah satu sudut bar yang minim cahaya, Ernest duduk dengan santai. Tangannya melingkar di pinggang seorang wanita yang baru dikenalnya beberapa jam lalu. Wanita itu tertawa centil, menanggapi bisikan mesra Ernest di telinganya.Ernest mengusap pipi wanita itu dengan gerakan menggoda. “Malam ini kamu terlihat luar biasa, Sayang,” bisiknya, matanya berbinar penuh nafsu.Wanita itu mengerutkan hidungnya, bibirnya mengerucut lucu. “Oh, jadi selama ini aku tidak menarik di matamu?”Ernest tertawa pelan, lalu mengecup punggung tangan wanita itu. “Bukan begitu, Sayang. Aku hanya b
Last Updated : 2025-11-16 Read more