“Akan aku buat kamu menyesal, Syafana,” geram Celina dengan langkah tergesa. Celina menuju rumah mewah yang berdiri angkuh di jantung kota. Rumah Tuan Alexander, ayah Ivander. Amarahnya mendidih, memenuhi setiap sudut hatinya. Begitu melewati ambang pintu, para pekerja membungkuk hormat, tapi Celina tak memperdulikannya. Hanya satu yang ada di benak yaitu mertuanya. “Mama ... Papa!” panggil Celina dengan suara tercekat, air mata buatannya mulai tumpah.Tuan Alexander dan nyonya Anindita menoleh, mereka saling berpandangan sejenak. Celina menghambur memeluk mereka, tubuhnya bergetar hebat.“Lho, Celina, kamu kenapa, Sayang?” tanya Nyonya Anindita lembut, membalas pelukan Celina erat.“Tadi aku ke kantor Mas Ivander. Tapi, Dia malah mengusirku karena perempuan lain!” bisik Celina lirih. Air matanya jatuh, membasahi pundak ibu Ivander. “Aku datang kesana untuk memberikan kejutan, tapi yang kudapat malah pengkhianatan!”Ayah Ivander mengerutkan kening, rahangnya mengeras membuat Celi
Last Updated : 2025-10-16 Read more