Ratna membeku. Dadanya naik turun, napasnya tersengal, tapi tubuhnya tak sanggup bergerak. Tawa itu tidak datang dari luar jendela, tidak juga dari lorong sempit rumah kosong itu. Ia mendengar tawa itu pecah di dalam kepalanya, seperti ada sosok yang duduk di balik matanya, menertawakan ketakutannya sendiri.Gelap makin pekat. Dinding kamarnya terasa merapat, seperti hidup dan mendekat perlahan. Bau anyir, campuran tanah basah dan darah yang lama mengering, memenuhi hidungnya. Ratna menutup mulut dengan telapak tangan, berusaha menahan mual, tapi perutnya bergejolak.Kemudian, dari sudut ruangan, terdengar sesuatu menyeret di lantai. “Srekkk… srekkk…” Suara kain, atau mungkin daging, yang digesekkan pada lantai kayu. Ratna memaksa matanya menatap ke arah sana, meski kelopak terasa berat. Dan di tengah kegelapan itu, ia melihat… bukan wujud utuh, hanya bayangan samar. Seperti tubuh seseorang yang terlalu panjang untuk disebut manusia, dengan tangan yang menyentuh la
최신 업데이트 : 2025-09-29 더 보기