Lorong itu sunyi, hanya terdengar napas Ren yang tertahan karena amarah. Cengkeramannya di pergelangan tangan Ravia kuat, namun Ravia tidak meringis. Ia justru menatapnya dengan senyum tipis.“Pengawal setia… yang sedang penuh keraguan,” katanya, suaranya semanis madu namun beracun.Ren tidak bergerak. Tangannya masih mencengkeram pergelangan Ravia. “Jawab aku,” Ren menggeram, ia menahan diri untuk tidak mendorong Ravia ke dinding. “Apa yang kau cari di dekat ruang isolasi?”Ravia mendongak, menatap mata Ren yang berkilat marah. “Begitu kasar. Apakah ini cara Vermilion menyambut tamu kerajaan?”“Kau bukan tamu di lorong ini. Kau penyusup,” desis Ren. Begitu tegas,” ujarnya sambil tersenyum kecil. “Dan begitu… terluka.”Ren tidak terpancing. “Jawab.”Ravia memiringkan kepala, senyum mungil muncul di sudut bibirnya. “Kalau aku bilang aku tersesat, kau tidak akan percaya, kan?”“Benar.”“Kalau begitu,” ia menarik napas pelan, “apa yang ingin kau dengar?”Rahang Ren mengeras. Aura Vermil
Last Updated : 2025-11-23 Read more