Malam turun dengan tenang, namun pikiran Shangkara tidak tenang sama sekali. Hatinya sama gelisahnya dengan langit di atas sana. Ia tahu Cailin menemui Guru Fen tadi pagi. Kali ini, ia melangkah ke kuil, langkahnya mantap meski dadanya kacau. Pintu dibuka perlahan, aroma dupa tipis langsung menyambutnya. Guru Fen, yang sedang membereskan cawan teh, ia tidak menoleh. Namun kalimat pertamanya menusuk tanpa belas kasihan. “Akhirnya kau datang, kaisar bodoh.” Shangkara berhenti di ambang pintu, rahangnya mengencang. “Guru Fen,” ucapnya, suara rendah. “Aku tidak datang untuk—” “Untuk dihina?” potong Guru Fen. “Sayangnya kau pantas mendapatkannya. “Akui saja. Kau membuat keputusan bodoh.” Shangkara menahan amarah. “Kalau begitu jelaskan. Apa yang membuatmu begitu yakin aku salah?” Guru Fen bangkit perlahan, matanya menatap lurus ke Shangkara.“Pertama, kau melamar Putri Bulan bukan pada saat hatimu jernih, tapi saat kau panik. Itu kesalahan. Dan kedua, kau mengirim Ren pergi jauh. Itu
Last Updated : 2025-11-18 Read more