All Chapters of Aku Tidak Butuh Cintamu yang Terlambat: Chapter 91 - Chapter 100

Rossa mengeluarkan foto Arman dan menunjukkannya kepada Benny.Benny langsung mengingat wajahnya. Sebagai seorang detektif, Benny tidak pernah banyak bertanya tentang alasan atau urusan pribadi klien. Selama dibayar, semuanya akan dijalankan. Namun, meskipun Rossa tidak menjelaskan apa-apa, Benny bisa menebak sendiri maksud di baliknya."Uang muka 20 juta. Sisanya tergantung dari nilai informasi yang didapat."Sebelumnya, Rossa sudah menjual beberapa properti. Uang hasil penjualannya sebenarnya ditujukan untuk dimasukkan ke rekening Keluarga Naratama. Namun, karena masalah keluarga sudah terselesaikan, uang itu masih ada di tangannya. Dua puluh juta bukan masalah besar. Oleh karena itu, Rossa langsung mentransfernya tanpa ragu."Tunggu kabar dariku." Setelah menerima uangnya, Benny pun langsung pergi.Rossa merasa seharusnya dia melakukan hal ini sejak dahulu, baik itu untuk mengawasi Fera, maupun untuk mendapatkan bukti perselingkuhan Arman. Dengan begitu, urusan perceraian bisa lebih

Begitu Rossa berbalik, benar saja, dia melihat Arman berdiri di belakangnya dengan wajah muram. Meskipun satu tangannya dibalut gips, auranya sama sekali tidak berkurang.Tatapan matanya pada Rossa penuh dengan kilatan kejam. Jika tatapan bisa membunuh, Rossa yakin dirinya sudah mati saat ini juga."Pak Arman juga sama saja. Dibandingkan dengan caramu yang terang-terangan itu, aku malah lebih tertutup." Rossa langsung membalas.Antara dia dan Arman, sebenarnya sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. Sekarang, satu-satunya hal yang tersisa di antara mereka hanyalah perceraian."Rossa, aku peringatkan sekali lagi, kita masih belum bercerai. Selama belum cerai, coba saja kalau berani cari pria lain.""Aku sudah mencarinya. Pak Arman mau apa?" Rossa menatap Arman dengan tatapan menantang.Di dalam dada Arman, ada amarah yang ingin meledak keluar. Bahkan, muncul dorongan untuk membunuh pria barusan itu.Mendengar pengakuan Rossa yang begitu blak-blakan, Arman merasa seakan ada tangan t

Rossa memandang wajah pria yang begitu tampan di depannya. Arman sama sekali tidak menunjukkan kesabaran padanya. Namun, terhadap Fera, kesabaran Arman seolah tak terbatas. Apa pun yang dilakukan Fera dianggap tidak salah dan dapat dimaafkan.Sementara dirinya, hanya mengucapkan beberapa kata jujur saja tidak diperbolehkan."Aku mengerti," ucap Rossa datar.Jawaban ini jelas jawaban yang diinginkan Arman. Namun, mendengar jawaban patuh dari Rossa membuat Arman merasa gelisah. Sebaliknya, Arman mendapati dirinya merindukan wanita yang pernah berdebat dan bertengkar dengannya. Wanita yang terasa nyata dan penuh semangat.Setelah berkata seperti itu, Rossa menundukkan kepalanya sedikit, menyelinap keluar dari bawah lengan Arman, lalu langsung pergi."Kamu mau ke mana?" Arman tiba-tiba berbalik.Rossa menghentikan langkahnya, menoleh dan menjawab, "Makan."Akhir-akhir ini, Rossa memang sering mengantuk dan cepat lapar. Rossa tahu, ini karena kehamilannya. Untungnya, Rossa tidak mengalami m

Rossa mengamati perusahaan pakaian tersebut dan menemukan bahwa perusahaan itu dikelola dengan buruk. Bukan hanya tidak menghasilkan keuntungan, malah justru harus disubsidi oleh grup.Setelah menghabiskan pagi harinya untuk memeriksa laporan keuangan, sore harinya Rossa mengadakan rapat dengan semua departemen untuk mencari akar permasalahan.Namun, di luar dugaan, semua orang saling lempar tanggung jawab. Akhirnya, rapat pun berakhir tanpa hasil.Begitu waktu pulang tiba, Rossa langsung pulang tepat waktu.Begitu Rossa pergi, seluruh kantor mulai bergosip ramai-ramai."Nggak tahu apa-apa, tapi langsung jadi Manajer Umum. Sebenarnya dia punya koneksi apa sih?""Dia dibawa langsung oleh Pak Doddy. Katanya pagi tadi datang naik mobil Pak Arman. Jangan-jangan dia kerabat Keluarga Damara?""Mungkin juga pacar gelapnya Pak Arman.""Bukankah pacar gelapnya Pak Arman itu Bu Fera?""Katanya Pak Arman sudah menikah, berarti yang lain itu cuma selingkuhan."Gosip di kantor pun perlahan mulai me

Rossa memang sangat marah. Namun, dalam sekejap dia kembali tenang.Arman adalah suaminya yang akan segera bercerai dengannya. Setelah bercerai, Arman bisa melakukan apa pun yang dia inginkan. Rossa tidak akan terkejut jika Arman segera menikahi Fera, apalagi hanya mengatur agar Fera bergabung dengan Grup Damara."Bu Fera." Rossa menyilangkan tangan di dada. Dia tersenyum dingin dan berkata, "Kamu tahu nggak, ada kata di internet yang memang khusus untuk menggambarkan orang seperti kamu.""Kata apa?" Fera menengadah dengan penuh rasa ingin tahu."Wanita yang tampak tenang dan baik hati, tapi sebenarnya kejam dan manipulatif," kata Rossa dengan acuh tak acuh.Ekspresi Fera sempat tampak sedikit berubah. Namun, Fera dengan cepat menunduk dan mulai meneteskan air mata. "Bu Fera, aku tahu kamu pasti salah paham tentang Kak Arman, makanya kamu sampai menghina aku seperti ini. Tapi, aku nggak akan menyalahkanmu."Arman hanya diam saja."Kalau saat kamu mengatakan semua ini cuma salah paham,