Cahaya biru di sekeliling mereka bergolak seperti laut yang kehilangan angin. Bara menatap sosok di hadapannya, dirinya sendiri, tapi dengan mata yang tak mengenal keraguan. “Dunia” di mana mereka berdiri tak memiliki horizon, hanya ruang yang terus berubah warna dari biru ke putih, dari putih ke hitam, lalu kembali lagi. Angin tipis lewat, membawa gema suara masa lalu. “Berapa lama kau bersembunyi di balik ketenangan?” tanya Bara muda, suaranya tenang tapi tajam. “Kau menenangkan dunia, tapi bukan dirimu.” Bara yang asli menarik napas dalam. Ia tak menjawab langsung. “Aku tidak bersembunyi. Aku belajar untuk berdamai.” “Berdamai?” Bara muda tersenyum tipis. “Kau menyebut itu damai? Aku menyebutnya menyerah.” Getaran lembut terasa di bawah kaki mereka. Permukaan “tanah” beriak seperti air kaca, memantulkan dua sosok Bara yang kini saling menatap. Risa, Liora, dan Gerry berada jauh di tepi dunia itu, tak bisa masuk, hanya bisa melihat melalui lapisan cahaya tipis. Mereka menyad
Terakhir Diperbarui : 2025-10-23 Baca selengkapnya