Langit pagi itu aneh. Biru… tapi tanpa suara. Awan berjalan perlahan di atas lembah, namun tak ada angin, tak ada burung, bahkan suara serangga pun lenyap. Hening total. Erynd berdiri di atas tebing batu yang menatap dunia baru, dunia yang katanya sudah damai. Tapi damai yang ini terasa salah. Dingin. Kosong. “Semua ini hasil Nada Ketujuh?” gumamnya pelan, memandang cakrawala yang berkilau seperti kaca. Di belakangnya, Risa berjalan dengan langkah hati-hati. Rambutnya tertiup angin yang tak ada. “Kau tidak merasakan apa-apa?” tanyanya, suaranya pelan, seolah takut merusak keheningan. Erynd menatapnya. “Rasa apa?” “Ya… apa saja. Sedih, takut, atau… bahagia.” Erynd menggeleng. “Tidak.” Jawaban itu menggantung di udara, tanpa gema. Risa menarik napas, menatap lembah di bawah. “Lihat orang-orang itu.” Di bawah sana, ratusan penduduk berjalan di jalan utama kota Lumeris. Semua dengan wajah tenang, ekspresi datar, langkah seragam. Tidak ada yang berbicara.
Last Updated : 2025-11-10 Read more