Ciuman itu terasa seperti lava yang mengalir lambat, membakar setiap sarafnya. Berbeda dengan ciuman pertama mereka yang dipenuhi amarah dan emosi yang meledak, kali ini terasa lebih dalam, lebih intim, seolah Theo sedang benar-benar mengeksplorasi dan menikmati setiap lekuk bibirnya. Sensasi menggelitik merambat dari perut Alexa, menyebar ke seluruh tubuhnya hingga ujung jari. Inilah rasanya dicumbu oleh seorang pria dewasa, penuh keyakinan, kontrol, dan daya pikat yang memabukkan. Tanpa sadar, tangannya merayap ke dada Theo yang kokoh, jari-jarinya berusaha mengeksplorasi lebih jauh, turun ke bagian...“Tidak,” gumam Theo tiba-tiba, menggenggam pergelangan tangan Alexa untuk menghentikan penjelajahannya yang berani.Mata Alexa yang berkaca-kaca terbuka, penuh kebingungan dan kekecewaan. Nafasnya masih tersengal, bibirnya merah dan bengkak oleh ciuman yang baru saja mereka bagi.“Kita harus berhenti,” ucap Theo, suaranya serak namun penuh kendali. Dia tahu, satu detik lagi, satu sent
Terakhir Diperbarui : 2025-11-05 Baca selengkapnya