Tangisannya meledak dalam gelombang tak terkendali, tubuhnya bergetar hebat dengan isakan yang mengoyak, hingga tak ada lagi air mata yang tersisa. Tenggorokannya perih karena berteriak dan menangis, dadanya sakit oleh rasa duka yang melumpuhkan semua indra. “Kenapa harus Deri? Dia yang paling baik hati, paling rendah hati, paling bersyukur atas semua yang kami beri,” katanya dengan suara pecah, dipenuhi rasa bersalah yang tak masuk akal namun menghimpit—rasa bersalah sebagai yang selamat, rasa bersalah atas keistimewaan, rasa bersalah atas ketidakberdayaan, semuanya bercampur.“Dia tidak pantas mati seperti ini, sendirian dan ketakutan di gunung yang tak peduli pada hidupnya,” lanjutnya, suaranya tenggelam dalam kepedihan.Firman duduk di sampingnya, duka yang sama terlihat dari matanya yang memerah dan rahangnya yang tegang, berusaha mempertahankan ketenangan. “Diana, tidak ada yang pantas mati seperti ini, terutama Deri,” katanya. “Tapi kita tidak bisa menyalahkan diri sendiri atas
Last Updated : 2025-10-14 Read more