Kegelapan menelan gunung ketika Margareta berbaring di sleeping bag. Matanya terasa seperti diisi pasir—perih, berat, tapi tidak bisa tertutup. Sudah tiga malam. Tiga malam tanpa tidur yang nyenyak. Tubuhnya berteriak minta istirahat, tapi pikirannya terus berputar seperti roda yang rusak.Srek ritsleting tenda terbuka."Margareta, kamu tidur?" suara Pak Darto berbisik dari luar.Margareta tidak menjawab. Dia memejamkan mata, pura-pura tidur. Mungkin jika dia diam, Pak Darto akan pergi."Margareta, aku tahu kamu belum tidur. Ayo, kita perlu cek kondisimu."Deg jantung Margareta berdegup keras. Lagi. Pemeriksaan lagi. Sepanjang malam ini, setiap kali dia hampir tertidur, selalu ada yang datang untuk "memeriksa kondisinya".Senter menyala, cahayanya menusuk kegelapan tenda. Margareta membuka mata, menyipitkan matanya karena silau."Maaf mengganggu istirahatmu," kata Pak Darto sambil masuk ke dalam tenda. Firman mengikuti di belakangnya, membawa termometer dan tensimeter. "Tapi kita haru
Terakhir Diperbarui : 2025-11-10 Baca selengkapnya