All Chapters of Dituduh Mandul: Chapter 31 - Chapter 40

Tubuhku dipeluk dari belakang, aku menggeliat dan berbalik, “Kamu sudah pulang?” memasukkan tubuhku ke dalam pelukannya.Aku jadi mulai terbiasa dengan mencium aroma tubuh Zack.Entah kenapa aku menyukai sikap Zack yang seperti ini. Tubuhnya yang dingin, sepertinya dia baru selesai mandi.“Aku mau susu!” katanya, dia menggerakkan turun tubuhnya dan menurunkan tali baju tidurku. Kepala juga turun dan sudah mengeluarkan satu milikku.“Emmm!!” layaknya bayi, dia mulai menikmati menyusu padaku. Kemudian dia menatapku yang masih memejamkan mata.“Sayang, aku mau itu!” ucapnya, tapi aku memang benar-benar mengantuk, “aw!” jeritku. Perlahan aku membuka mata.“Kenapa Mas …,” kataku, tapi Zack sepertinya gak suka aku memanggilnya seperti itu, “Aawww!!” aku benar-benar membuka mataku.“Ada apa lagi? Kamu bukannya mau susu?” Aku terbangun dan bersandar di ujung ranjang.Zack terlihat kesal dan gak menjawab ucapanku, “Aku salah apa? Jelasin dong. Aku benar-benar ngantuk. Besok aku mau pergi sama

Aku spontan memukul dada Zack. Leticia dan Adolf terkejut. Kejadian seperti itu pasti bagi mereka adalah sesuatu yang langka.“Agh! Aku kesal. Kenapa harus membahas hal seperti itu sih?” aku kesal. Rasanya kehilangan nyawa karena tertembak sudah membuat aku ketakutan.“Aku benar-benar gak ikut mewawancarai, Zack, sudah ga usah bahas lagi. Aku lapar!” bukan aku mengalihkan pembicaraan, tapi aku memang gak mau membahas sesuatu yang berdarah-darah.“Ka–kalian juga istirahat. Setelah itu lakukan apa yang aku katakan dan ubah seperti itu!” kata Donna bersikap formal pada orang-orang yang lulus interview, dia juga harus memberikan verifikasi kalau yang dilihat Zack tadi gak seperti dugaan.“Donna, kita makan di …,” aku bingung karena belum tahu apa ada ruangan yang sudah benar-benar siap dipakai.Aku benar-benar harus mengalihkan perhatian. Agar Leticia atau Zack membahas masalah tadi.“Sepertinya anda bisa pergi ke lantai 2, Nyonya Amel!” kata Adolf yang memberikan saran.“Eum!” aku sec

“Kau wanita penggoda. Kalau bukan karena kamu mana mungkin dia berpaling dariku. Semua ini karena kamu!” dia mendekat dan kejadiannya begitu cepat.Aku gak tahu kapan tangan wanita bernama Natalia itu sudah mendaratkan tamparan nya. Kenzo juga gak menyangka akan ada peristiwa seperti itu. Kalau Natalia balik menyerang.Aku yang masih terkejut kembali dikejutkan dengan rambutku yang tiba-tiba ditarik kasar, “Aaaaggghh!” jeritku mencoba menahan. Aku benar-benar diserang oleh wanita itu.Aku menjadi kalap dan kehilangan kontrol. Aku gak mau kalah. Aku membalasnya. Tamparan tadi dia juga harus mendapatkan.“Dasar sial. Perempuan gila. Kalian pasangan gila. Kalian benar-benar gila!” rutukku. Aku benar-benar mengamuk dan menyerang balik.Ini pertama kalinya aku bersikap bebas seperti itu. Gak pernah sekalipun saat aku menjadi istri mas Yuda aku berani melakukan hal seperti itu.Anehnya saat kami baku hantam seperti itu. Laki-laki itu terlihat senang. Dia malah menarik kursi dan duduk. Dia m

“Em, belum sih, cuma mas Yuda bilang, dia besok mau urus surat-surat pernikahan kita. Aku pengen banget mas Yuda merayakan pernikahan kami dengan megah,” kata Rania.Jose manggut-manggut, “Jadi, kita mau benerin yang mana dulu?” tanya Jose, dia harus segera menyelesaikan tugas-tugas utama dahulu sebelum dia mengerjakan tugas tambahan istimewa yang ada dalam benaknya.“Kayaknya dari dapur aja dulu ya, kita cek wastafel nya duluan baru nanti ke kamar buat benerin yang di kamar mandi,” Rania sudah menuntun jalan ke dapur lebih dulu.Jose menelan ludahnya lagi saat melihat bokong Rania yang sedang berjalan. Tangannya sangat ingin sekali menyentuh itu. Dia sengaja mendekat dan memepet tubuh Rania. Jose harus tahu dulu apa mangsa yang diincarnya juga tertarik melakukan hal enak-enak bersamanya.“Eh, eum!” Rania diam saja saat punggungnya dipegang Jose kemudian dia meremas perlahan bongkaran bokongnya perlahan, “aku mau cek dari bawah dulu mbak, mbak tolong berdiri disini saja biar aku gamp

Zack menarik pinggangku agar lebih mendekat.“Aku ingin sendiri!” kataku sedikit menolak tangannya yang menarik pinggang.Zack hanya mendengus kecil dan melonggarkan tangannya, tapi tetap tangannya ada di pinggang.“Tuan, obat nyonya Amel!” kata Adolf saat sampai di kediamannya. Dia benar-benar gak mengizinkan aku pulang ke rumah yang sudah dibeli.Sepertinya itu hanya akan menjadi sia-sia dan membuang uang saja. Meski dia mengizinkan membeli rumah, tapi tetap saja aku dipastikan hanya harus berada di sisinya 24 jam penuh.Zack menerima bungkusan obat dan Adolf memeriksa kursi belakang masih ada paperbag makanan yang belum di makan. Dia membawanya masuk.“Aku bersihkan diri duluan,” saat masuk kamar segera berlari kearah kamar mandi. Aku mengunci dari dalam agar gak sembarangan Zack menyusup masuk.Aku memeriksa luka lebam di cermin. Memang gak terlalu besar, tapi bekasnya masih terlihat.“Pantas saja dia ribut, begini rasanya jadi barang berharga orang berkedudukan. Lecet sedikit saj