“Apa kamu bilang?” Aku nggak percaya dengan apa yang kudengar.“Susu, aku mau susu mu lagi. Aku akan bayar untuk bisa me nyusu denganmu!” gila pikirku, darimana datangnya laki-laki nggak waras ini.“Ma–Maaf, Mas,” dia malah mendelik padaku, “ah, maaf, aku nggak tau harus manggil apa … emm … Tuan ya?” dia tetap nggak bersuara, tetap menatapku garang.“Kalo begitu, aku keluar dan maaf!” aku rasa, meskipun aku bersalah, tetap yang paling dirugikan adalah aku.“Adolf!” teriaknya, seseorang membuka pintu mobil depan dan masuk ke dalam, dia menoleh ke belakang, “kita kembali ke mansion!” katanya memberikan perintah, aku kelabakan.“Loh … loh, kok mobilnya jalan, tunggu dulu. Ini mau kemana? Aku mau pulang. Tolong, tolong … ada penculikan,” otakku jadi ngeblank, berteriak spontan dan pani. Tapi, laki-laki itu seolah nggak peduli dengan teriakan juga berontakan ku.“Kamu mau bawa ke mana? Hey, aku lapor polisi nih!” grasak-grusuk Aku membuka tas dan ingin mengeluarkan ponselku, tapi pas ponse
Last Updated : 2025-10-02 Read more