Malam itu, Istana Bunga Es terasa seperti mata badai—tenang di pusatnya, sementara kekacauan mengamuk di luar. Di dalam aula utama yang kini menjadi kantorku, cahaya lilin menari-nari di atas tumpukan peti berisi dokumen sitaan. Lima analis militer muda bekerja tanpa lelah, wajah mereka tegang karena fokus, memilah-milah bukti kejahatan yang cukup untuk menggulingkan sebuah kerajaan kecil. Udara dipenuhi bau kertas tua dan debu, aroma khas sebuah investigasi besar.Aku duduk di kursi kerjaku, kakiku masih disangga, mempelajari diagram alur rumit yang kubuat di papan tulis—sebuah jaring laba-laba korupsi yang menghubungkan House Royce, Marquis Valois, Baron Rhinefield, dan kini, nama yang paling mengejutkan: Lord Harrington, Kepala Bendahara Negara, orang kedua yang paling berkuasa di bidang keuangan setelah Menteri Keuangan itu sendiri."Ini... ini terlalu besar, Yang Mulia," bisik Elara, yang berdiri di sampingku, menuangkan teh herbal hangat ke cangkirku. Lingkaran hitam di bawah ma
Última atualização : 2025-10-27 Ler mais