Pagi harinya, aku memberikan instruksi terakhirku pada Elara. Di tangannya ada sebuah buku puisi tipis bersampul kulit yang kuambil dari perpustakaan Paviliun—karya seorang penyair selatan yang kuduga akan disukai Annelise."Ingat," kataku padanya, suaraku tenang, "ini bukan interogasi. Ini adalah rekrutmen. Kau tidak sedang bertindak sebagai aku, Elara. Kau sedang bertindak sebagai dirimu sendiri. Mereka meremehkan Annelise karena dia 'kampungan' dan menyukai seni. Gunakan itu. Jangan bicara tentang politik atau investigasi. Bicarakan tentang puisi, tentang rumahnya di selatan, tentang hal-hal yang dia sukai. Jadilah satu-satunya orang di istana ini yang melihatnya sebagai manusia, bukan sebagai pion."Elara mengangguk, matanya serius. Dia telah mengganti seragam Kepala Stafnya yang efisien dengan gaun dayang yang lebih sederhana, berwarna biru lembut. Dia tampak gugup, tetapi ada tekad baja di balik kegugupannya."Saya mengerti, Yang Mulia," katanya. "Menjadi teman, bukan auditor."
Dernière mise à jour : 2025-10-30 Read More