Begitu tiba di lantai dua, Raga menghentikan langkah tepat di depan pintu kamar Maudy. Lampu lorong redup, hanya menyisakan bayangan samar di bawah pintu. Ia menarik napas pelan, lalu mengetuk dua kali dengan hati-hati. Tok… tok… Tak lama kemudian, suara langkah kecil terdengar dari dalam. Lalu pintu terbuka sedikit, memperlihatkan Maudy yang mengenakan kaos longgar dan celana pendek, rambutnya diikat asal. Tatapannya langsung berubah cerah ketika melihat Raga. “Mas Raga…” katanya pelan sambil tersenyum kecil. Raga ikut tersenyum. “Boleh masuk, kan?” “Boleh dong, Mas,” jawab Maudy sambil membuka pintu lebih lebar. Begitu masuk, aroma lembut sabun mandi dan parfum manis khas Maudy langsung memenuhi ruang kecil itu. Lampu kamar sengaja diredupkan, membuat suasana terasa lebih tenang. Raga duduk di tepi ranjang, dan Maudy ikut duduk di sampingnya—sedikit terlalu dekat, tapi tidak terasa salah. Suasana mereka sempat diam sebentar sebelum Maudy bertanya pelan, “Mas Raga tau soal mba
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-11-18 อ่านเพิ่มเติม