Dalang Besar

Pagi itu kosan masih terasa sepi, hanya suara kipas angin di dapur yang berputar pelan. Raga baru saja selesai beberes lantai bawah—nyapu area depan, beresin meja makan, dan merapikan peralatan dapur yang semalam ditinggalkan anak-anak kos. Setelah semuanya kelar, ia duduk di kursi dapur sambil menghirup kopi hitam panas. Bau kopinya naik pelan, bikin pagi terasa sedikit lebih waras.

Belum lama ia menikmati ketenangan itu, suara langkah malas terdengar dari arah koridor kamar. Laura muncul dari kamar bekas Imas, jalannya masih gontai, dasternya acak-acakan, rambutnya kusut seperti baru bergulingan lama di kasur.

Dengan mata setengah melek ia mendekat sambil menguap kecil. Begitu sampai di depan Raga, tanpa izin ia mengambil gelas kopi Raga dan menyesap sedikit.

“Hmm…” Laura menutup mata sebentar menikmati rasanya, lalu tersenyum nakal. “Makasih buat semalem…”

Nada suaranya pelan, tapi cukup jelas buat bikin suasana dapur terasa beda.

Raga cuma menahan senyum sambil menggeleng