Arvendra langsung melompat ke dalam air, dingin menampar kulitnya, tapi instingnya hanya terfokus pada satu hal, menjangkau tubuh mungil yang berusaha menggapai permukaan.“Tolong! Aku nggak bisa berenang!” teriak Anindya, tangannya panik menebas air.Dalam detik berikutnya, Arvendra sudah sampai di sisi Anindya.“Lihat saya!” perintah Arvendra tegas, satu tangan melingkar di punggung gadis itu, tangan lain menyangga tengkuknya. Dia menarik Anindya ke arahnya, membalik posisi mereka hingga berhadapan.Tubuh mereka bertemu di antara air yang beriak, napas keduanya berat dan tak beraturan.“Nggak apa-apa, kamu aman sekarang,” bisik Arvendra, suaranya rendah dan serak.Anindya menggigil, air menetes dari bulu matanya. Dada Arvendra menempel di dadanya, jarak mereka terlalu dekat untuk disebut wajar. Namun di saat yang sama, kedekatan itu justru membuatnya merasa aman.Dari pinggir kolam, Sankara yang masih kaget berteriak, “Mas, ke tepi!”Arvendra tidak menjawab. Dia hanya menarik tubuh A
Last Updated : 2025-11-14 Read more