“Seluruh vendor sudah dihubungi, Pak. Lighting, catering dan musik tinggal konfirmasi akhir. Persiapan sudah sembilan puluh persen,” ujar David yang tengah berdiri di hadapan Raven. Dia menjeda ucapannya, menunggu tanggapan dari sang CEO. Namun, Raven tidak memberi respons apa pun. Pria itu hanya diam, dengan sorot mata yang kelam. Tangannya sibuk mengetuk-ngetukkan ujung bolpen ke atas meja, menimbulkan bunyi yang konstan di ruangan yang sunyi itu. David menelengkan kepala, merasa bahwa sikap Raven akhir-akhir ini cukup aneh. Selain sering terdiam seperti ini, mood bosnya itu naik turun dengan cepat, bahkan sering marah karena hal-hal sepele. David kemudian mengulang ucapannya, berharap Raven akan mendengarnya kali ini. Tetapi hasilnya nihil. Raven masih diam dan kini sorot matanya semakin tajam. Pikiran Raven tengah melayang jauh, pada seorang wanita yang telah mengabaikannya selama tiga hari terakhir. Sudah beberapa hari berlalu sejak acara makan malam di kediamannya malam itu
Huling Na-update : 2025-11-19 Magbasa pa