Dan keesokan harinya Naima kembali ke toko roti, ia bertemu dengan Bu Kus. Wanita itu ternyata sangat baik. Bisa memberinya pekerjaan, tapi tidak di toko itu. Melainkan di rumahnya yang di pinggiran kota. Rumah sekaligus tempat untuk memproduksi kue basah, kek, dan kukis. Naima tambah senang. Tinggal di pinggiran lebih baik daripada di kota. Segalanya dipermudah meski mendapatkan gaji kecil. Tapi ia dan Zahra mendapatkan makan gratis di sana. Zahra bisa sekolah juga. Walaupun sekolah di desa, bukan sekolah favorit seperti sebelumnya."Ma," panggil Zahra yang tiba-tiba sudah berdiri di tangga pintu belakang sambil mengucek matanya."Zahra sudah bangun, Dek. Kamu urusin dia dulu," kata Mbak Yuli pada Naima."Iya, Mbak." Naima bangkit menghampiri dan menyuruh anaknya duduk di bangku kecil dekat dinding. "Kamu sudah bangun?" Zahra mengangguk. Pagi ini ia lebih cepat bangun. Biasanya mesti dibangunkan dulu. "Zahra tadi lari ke sini, Ma," ujar Zahra sambil menunjuk ke arah belakang yang
Last Updated : 2025-10-10 Read more