BRAK!Pintu ruang rapat terbuka dengan kasar. Kilan melangkah masuk, napasnya tersengal, wajahnya memerah, dan setiap gerakannya memancarkan kemarahan yang meledak-ledak.“Apa-apaan ini, Isla?! Hari pertamaku, dan aku harus membahas strategi pemasaran, target kuartal, dan semua omong kosong ini sekaligus?!” teriaknya, suaranya memenuhi seluruh ruangan.Isla, yang sedang menatap dokumen di meja, mendongakkan kepalanya dengan santai. Matanya menatap Kilan, ekspresinya tetap datar, tapi ada kilatan nada menyindir di balik tatapannya.“Bukannya mempelajari semua itu jauh lebih baik daripada bercinta di atas atap kantor, Kilan?” ucapnya tenang, seolah itu hanya fakta biasa, bukan sesuatu yang bisa membuat orang lain tersinggung.Kilan berhenti di tengah langkahnya. Rahangnya mengeras. Untuk sesaat, hanya terdengar suara napas Kilan yang masih berat.“Ulangi,” katanya rendah, hampir seperti geraman. “Apa y
Last Updated : 2025-10-29 Read more