Isla tersenyum tipis, matanya menatap Kilan yang duduk di depannya. Ia bisa melihat bagaimana setiap kata yang keluar dari manajer divisi pemasaran itu memantul di pikirannya, bagaimana Kilan menelan ludah, sesekali mengerutkan alis, dan menatap dokumen di depannya dengan konsentrasi yang jelas, walau napasnya masih berat dan tangannya kadang mengepal di sisi kursi.“Hah… akhirnya,” gumam Isla pelan untuk dirinya sendiri, senyum tipisnya melebar. Ia tahu strategi kecilnya berhasil. Kilan kini benar-benar patuh, menempel pada aturan taruhannya, berusaha mengendalikan ego dan hasratnya demi membuktikan dirinya.Isla bersandar lebih nyaman di kursi, matanya kini fokus sepenuhnya pada presentasi, sesekali mencatat angka dan strategi yang dipaparkan.“Manajer Ridya” Isla memulai dengan nada tenang, “Menurut Anda, langkah promosi yang dia ajukan realistiskah? Apakah kita bisa mencapai target kuartal ini tanpa menambah biaya operasi
Last Updated : 2025-10-30 Read more