Aresh keluar dari mobil Arsion dengan nada suara yang ringan tapi menusukSenyumnya lebar, matanya menyipit seperti sedang menikmati tontonan menarik. Sementara aku, seketika langsung melepaskan pelukan dari Arsion, wajahku terasa panas, dan jantungku berdetak begitu keras hingga hampir terdengar di telinga sendiri."K-Kak, ini... ini...." Suaraku bergetar, mataku berpindah antara Aaron, Arsion, dan Aresh.Aaron berdiri di samping mobilnya dengan kedua tangan terlipat di dada, mengenakan kemeja hitam ketat yang menonjolkan bahunya yang bidang dan garis rahangnya yang tajam. Pandangannya menusuk seperti pisau—dingin, nyaris tanpa ekspresi, tapi di dalamnya ada bara yang menakutkan."Aresh, kamu salah paham," ujar Arsion berusaha tenang, suaranya rendah dan lembut seperti biasa, meskipun matanya sempat melirik ke arahku yang masih gemetar."Yahhh, baiklah," gumam Aresh, bibirnya melengkung nakal. "Itu pelukan saudara, kan?"Aku hanya bisa menunduk, tak sanggup membalas tatapan Aaron ya
Last Updated : 2025-11-06 Read more