Suapan demi suapan ia berikan pada Elena, meski punggungnya terasa dingin karena tatapan tajam yang dilayangkan Zalen di belakangnya. Tangannya gemetar, mengingat bagaimana tangan Zalen menamparnya bolak-balik. "Sudah, Tuan. Aku sudah kenyang," ujar Elena. Riven gelagapan. "Ka-kau harus menghabiskan ini, Elena, kau–"Tak! Salivanya ditelan susah payah, hingga jakunnya naik turun lambat. Rasanya, seluruh air liur mengering karena gugup. Zalen menghentak heels yang ia pakai, membuat Riven dengan cepat mengiyakan keinginan Elena. Melihat hal itu, Elena samar-samar menaikkan sebelah bibir atasnya. Riven tidak seperti branding awal, ia cukup kecewa sebenarnya."Tuan pulang saja, aku izin mengambil cuti untuk beberapa hari. Tuan tidak perlu khawatir, aku tidak trauma atau mengalami hal-hal fatal," ujarnya. Riven melirik Zalen, anggukan pelan diberikan oleh ibu Elena dan ia pun bangkit.Riven melangkah pergi, lalu Zalen menghempiri Elena. Duduk di kursi sebelah brankar, dan menatap El
Last Updated : 2025-11-02 Read more