Sementara itu, Avelinne masih tersasar di bagian lain gudang. Nafasnya terdengar gusar saat lorong yang ia lalui ternyata buntu. “Kukira… aku salah jalan,” gumamnya, terpaku menatap dinding bata yang dingin. Ia hendak berbalik, namun matanya tertumbuk pada sebuah pintu tua di sisi lorong. Di atasnya tergantung papan kayu lapuk, tulisannya hampir hilang dimakan waktu: “Sample Anggur Produksi Pertama.” Rasa penasaran menyalip logikanya. Tangan Avelinne meraih gagang pintu, mendorong perlahan. Engsel karat berderit panjang, seolah protes dibangunkan dari tidur puluhan tahun. Begitu pintu terbuka, bau pengap, debu, dan jamur menyeruak menusuk hidung. Ruangan itu gelap, hanya secuil cahaya matahari menyusup dari jendela kayu kecil, menyorot partikel debu yang berputar di udara. Di dalam, ruangan itu menyerupai laboratorium lama. Lemari-lemari berjejer rapi, dipenuhi tabung-tabung sampel, botol, dan catatan ya
Last Updated : 2025-11-03 Read more