Bisik-bisik terdengar di antara sulur-sulur anggur. “Kalau kita mencicipinya sebutir saja, bolehkah? Supaya tahu mana yang manis,” bisik Finn, ragu-ragu, matanya sesekali menoleh ke keranjang di tangannya. “Jangan bodoh,” sahut Martha dari balik rumpun. “Kalau ketahuan, habislah kita. Ambil saja yang kelihatan bagus.” “Bagus belum tentu enak,” potong pelayan lainnya, suaranya lirih, takut tapi penasaran. Garrick tiba-tiba maju dengan dada membusung, langkahnya mantap di tanah lembap. “Ah, aku sudah bertahun-tahun mengangkat peti-peti anggur ke gudang Devereux. Mataku tahu mana yang terbaik.” Ia memetik tandan anggur ungu tua dengan percaya diri, seolah menantang siapa pun untuk meragukannya. Avelinne melangkah perlahan, jemarinya menyusuri daun-daun hijau. Setiap butir anggur yang ia sentuh diperiksa teliti, dicicipi pelan—asam, manis, getir. Lidahnya menimbang, mata menelisik. Ia sadar, setiap gerakan sekadar menandai ketelitian, tapi hatinya… hatinya menilai lebih
Last Updated : 2025-10-25 Read more