Menjelang sore, cahaya matahari menembus sela genting gudang, memantul di permukaan tong-tong kayu yang tersusun rapat. Suara roda kereta berhenti di depan pintu besar, lalu langkah-langkah terdengar mendekat. Sebastian masuk lebih dulu, debu perjalanan masih menempel di mantel gelapnya. Wajahnya letih, tapi sorot matanya tetap tajam—seperti seseorang yang bahkan lelah pun tak kehilangan kendali. Di belakangnya, Avelinne dan Elowen menyusul, langkah mereka beradu dengan aroma tajam fermentasi anggur. Osric segera menghampiri, menutup buku catatannya. “Kalian sudah pulang.” Avelinne mengangguk. “Ya, perjalanannya cukup jauh dan melelahkan.” Elowen menoleh pada Sebastian dengan nada menggoda, “Aku tak menyangka akan makan waktu berhari-hari. Kurasa aku pantas mendapat kompensasi untuk meluruskan kaki.” Osric tertawa kecil, Avelinne hanya menggeleng geli. “Kalau begitu, kami pamit dulu,” katanya lembut, dan mereka berdua berlalu menuju kamar kecil yang menyatu dengan
Última actualización : 2025-11-16 Leer más