Langit kelabu menyelimuti gudang anggur, tapi di dapur, cahaya perapian memantul lembut di dinding batu dan tong kayu tua. Aroma selai anggur dan kue pai panggang melingkupi ruangan, hangat dan akrab, seakan menahan sejenak dunia luar yang keras. Avelinne mengangkat kue pai anggur buatan tangan mereka sendiri. Resep keluarga Rosse yang sudah lama tak disentuh kini kembali hidup di hadapannya. “Elowen… kita sudah lama tidak merayakan sesuatu. Anggap saja ini… perayaan kecil kita,” katanya, suaranya bergetar tipis tapi penuh harap. Elowen menatap kakaknya, senyum samar di bibirnya, sendok masih di tangan. “Ini lebih baik daripada bersulang dengan anggur Devereux,” ucapnya lirih, nadanya setengah bercanda, setengah sedih. “Itu rasanya seperti pengkhianatan.” Avelinne meletakkan kue di meja, matanya menatap jauh ke jendela. Bayangan tong kayu dan peralatan dapur menempel di lantai, berbaur dengan cahaya perapian. “Besok, kita mulai lagi,” bisiknya, lebih untuk dirinya se
Last Updated : 2025-11-02 Read more