Seluruh keluarga mentertawakannya, 'kan?Sengaja membuatnya jijik, 'kan?Oke. Kiana akan membuat mereka tertawa sambil menangis!"Sayang, apa kamu gila?""Aku gila?"Kiana menyingsingkan lengan bajunya dan menampar Yovan lagi."Iya, aku sudah gila!""Kamu…"Plak, plak, plak!Kali ini, tiga tamparan berturut-turut. Bukan hanya mengejutkan Yovan, tetapi orang tuanya Yovan dan Rachel juga terkejut."Kamu… kamu berani pukul putraku. Aku… aku nggak akan mengampunimu!"Ibunya Yovan tiba-tiba berdiri. Dia tampak seperti ingin bertarung dengan Kiana.Rachel tentu saja harus tampil saat ini, jadi dia menghampiri ibunya Yovan dan berkata, "Kiana, kamu keterlaluan. Bagaimana kamu bisa pukul… Ah!"Tamparan lain terdengar. Kali ini, tamparan mengenai wajah Rachel."Aduh, Rachel. Aku nggak bermaksud begitu!" Kiana berpura-pura tidak sengaja."Kamu..." Rachel menutupi wajahnya. Tamparan itu begitu kuat sampai terasa nyeri. Namun, demi menjaga citranya sebagai sahabat baik, dia tidak boleh kehilangan
Read more