“Oh … Maaf, Pak! Saya nggak sengaja!”Mira nyaris menabrak CEO baru itu. Saat tahu pria tinggi besar berada di depannya, Mira segera membuat jarak. Satu tangan kirinya memegang kantong kertas berisi makan siang dari warung langganannya, sementara tangan kanan buru-buru merapikan helaian rambut yang tertiup angin dari pintu otomatis.Firman yang berjalan mengitari lobby, sempat terhenti ketika melihat sosok itu. Mira. Dengan nama lengkap Mira Hartono. Nama yang mana masih mengendap di kepalanya saat pertama kali melihat papan nama yang tercetak jelas di meja kubikel itu. Nama yang dulu, di masa SMA, tak pernah berarti baik untuknya.“Nggak apa-apa,” jawabnya datar bernada sopan. Suaranya dibuat seprofesional mungkin, meski tatapannya tak bisa sepenuhnya menghindari dari wajah Mira.Balasan Mira hanya senyuman yang kaku, seolah tahu dirinya berada di posisi yang tak nyaman.“Emm, Anda … habis rapat ya pak?” tanya Mira sekadar basa-basi, suaranya kini lebih rendah dari biasanya.Firman m
Last Updated : 2025-10-10 Read more