Deg! Zelda tertohok hingga ia tersedak oleh napasnya sendiri. Sarah hanya menatap—diam, teliti, seakan membaca setiap getaran di raut wajah Zelda. Zelda menggeleng cepat, terlalu cepat. “T-tidak. Bukan begitu. Aku tidak—maksudku, kami bukan—” “Zelda.” Sarah menepuk kedua bahunya. Tegas. Hening langsung mengisi ruang kecil itu, menyesakkan seperti udara yang menyempit di dada. Sarah menghela napas panjang, kali ini tatapannya tidak jahil—tapi serius, penuh ketakutan yang disembunyikan. “Aku tidak tahu hubungan kalian sudah sejauh mana …,” ucapnya pelan. “Tapi, kalau kau merasa aman bersamanya, aku akan dukung kau.” Zelda menggigit bibir. Jari-jarinya menggenggam ujung kaus kebesaran yang ia pakai, seolah di situ ada pegangan hidup. “Tapi …,” Sarah menelan ludah berat, “apa kau tidak takut kalau suatu saat rahasia kalian akan tersebar di kampus? Dan … kau tahu sendiri,” ia berbisik, nyaris tidak terdengar, “Prof Noah … dia itu bersaudara dengan Ketua Yayasan kita yang
Last Updated : 2025-11-24 Read more