Zelda sontak menoleh, begitu pula Kevin yang masih duduk di depannya. Sosok yang berdiri di ambang pintu itu membuat udara di ruangan seolah menegang seketika.“P-Profesor,” bisik Zelda pelan, hampir tak percaya.Noah, kini berdiri di sana dengan napas terengah, kemeja hitam sedikit kusut, dua kancing teratas terbuka dan sorot matanya menajam begitu pandangannya jatuh pada tangan Kevin yang masih terangkat—hanya sejengkal lagi menyentuh kepala Zelda. Waktu terasa berhenti sesaat, hingga rahang Noah mengeras dan bola matanya bergetar menahan sesuatu yang gelap.Tanpa berkata apapun, ia melangkah cepat, langkah beratnya bergema di lantai marmer kedai. “Kita harus bicara,” ucapnya tajam sembari menarik pergelangan tangan Zelda dengan paksa.Zelda tersentak, “P-Prof, tunggu—aku masih—”“Tolong, jangan buat aku bicara di sini,” potong Noah singkat. Nada suaranya tenang di permukaan, tapi jelas ada bara di baliknya.Kevin sontak berdiri, menepis lengan Noah dari tangan Zelda. “Hei! Kau tak
Last Updated : 2025-11-17 Read more