บททั้งหมดของ Sentuhan Candu Tuan Benji: บทที่ 51 - บทที่ 60

"Apa suhu AC-nya sudah pas? Mau kunaikkan?" Lily menggeleng sambil menatap Benji yang kini sibuk meletakkan tissu, air putih dan beberapa buah di atas nakas dekat ranjang. Sang tuan begitu sibuk mengurusinya sejak dirawat di rumah sakit tiga hari lalu hingga pulang ke rumah. "Jangan diam saja saat kau butuh sesuatu. Panggil aku!" pesan Benji begitu selesai dengan berbagai kegiatannya di kamar gadis---atau mungkin perempuan berbadan dua itu. "Bibi Abia mana, Tuan?" Lily bertanya begitu tidak mendapati kehadiran wanita itu sejak tiga hari lalu. "Aku juga tidak tahu. Tiba-tiba saja dia sibuk reuni kemudian berencana membuat bisnis bersama teman-temannya saat SMA dulu." Benji menginfokan apa adanya. Meski sebenarnya, pria itu juga bingung dengan kejanggalan sikap sang istri. Biasanya, Abia lah yang bilang ingin fokus mengurus rumah saja setelah menikah. Namun, karena sadar mungkin istrinya mulai bosan---meski sekarang sudah ada Lily---Benjamin Kaisar biarkan saja Abia melakuk

"Sekarang, tuntaskanlah pelepasanku yang sempat tertahan."Lily mengerjap begitu menyadari ketelanjangan sang tuan di belakang tubuhnya. Apa yang ingin Benji lakukan? Apakah pria itu mau mengajaknya senggama? Tapi ... bukankah Lily sudah hamil? Lalu untuk apa mereka melakukan seks lagi?"T-tuan ... apa yang kau lakukan?" tanya Lily gelagapan begitu Benji kini mulai menyingkap dress longgar nan tipis gadis itu hingga perut."Aku mau 'keluar'. Kau harus membantuku karena sudah mengganggu senggamaku dengan Abia," sahut Benji lirih sambil menanggalkan celana dalam perempuan berbadan dua itu."Apa kita akan melakukan seks?" tanya Lily memastikan."Tidak." Benji menjawab santai sambil meremas pantat sekal Lily yang kali ini sudah tidak tertutup apapun."Tidak sampai seks. Tenang saja ...," sambung pria itu dengan tangan yang kini merambat menuju sela pangkal paha jalang kecilnya."Lalu kenapa celana dalamku dibuka?" tanya Lily heran."Diam saja dan biarkan aku melakukan apa pun pada tubuhm

"Aku pulang!"Benjamin Kaisar membuka pintu utama sambil memandang seluruh penjuru rumah. Namun, saat tidak menemukan siapapun di sana, pria itu pun beralih menuju lantai dua."Kenapa tidak ada orang?" gumam pria itu begitu mengecek ke kamar istrinya bahkan kamar Lily.Kamar Benji dan Abia tampak rapi dan terkunci---tanda bahwa istrinya sedang pergi keluar. Berbanding terbalik dengan kamar Lily yang tampak berantakan dengan piring berisi salad sayur yang tampak belum banyak termakan.Sepertinya, Lily tidak sarapan dengan benar. Itu seperti salad yang Bu Anin buatkan untuknya tadi pagi karena gadis itu yang tidak bisa makan nasi. Masalahnya, sekarang sudah sore.Berarti Lily belum makan apa-apa seharian ini."Ck ... anak itu! Sudah tahu sedang mengandung, malah malas makan. Janinnya akan dapat nutrisi darimana?!" omel Benji sambil berjalan menuju tirai kamar yang sepertinya lupa Lily buka dari pagi tadi.Kamar Lily seharusnya dimasuki cahaya matahari sejak pagi. Supaya sirkulasi udara

"Tadaima, Okāsan ...."(Aku pulang, Ibu ....)Benji merentangkan tangan pada wanita dengan terusan cokelat mahogani di ambang pintu. Wanita tua dengan rambut sebahu itu sontak tersenyum lebar bersama seorang anak laki-laki di sisi tubuhnya."Okaeri, Kai-kun ...."(Selamat datang kembali, Kai ....)Sepasang ibu dan anak itu kemudian saling memeluk. Benjamin Kaisar bahkan mendaratkan satu kecupan lembut di puncak kepala wanita yang sudah melahirkannya. Satu tangannya yang tadi memegang koper, kini mengusap kepala bocah berusia lima tahun yang juga mendongak menatapnya antusias."Ayah belum pulang kerja?" tanya Benji begitu tidak melihat presensi ayah tirinya."Belum. Ayo masuk dulu! Kau pasti lelah." Akane---Ibu kandung dari Benjamin Kaisar mengambil alih koper putranya kemudian mengajak putra sulungnya untuk masuk rumah.Benji segera masuk dan duduk di sofa ruang tengah. Hotaru---adik tiri Benji bahkan langsung naik ke pangkuan pria itu karena memang cukup dekat dengan anak pertama ib

"Malam ini kau tidur di sini ya, Cantik ...."Kiello membuka pintu kamar tamu untuk gadis pendek di belakangnya. Sedangkan Lily hanya mengekori dengan patuh saat pria dengan kaus putih polos itu mempersilakannya untuk masuk."Terima kasih banyak, Kiello. Maaf merepotkanmu dan Om Geo malam-malam ...," ucap Lily tulus sambil duduk di sisi ranjang."Minta maaflah dengan cara tidur yang nyenyak malam ini. Okey?" sahut mahasiswa akhir itu sambil mencubit gemas ujung hidung mungil Lily.Setelah Kiello pamit untuk keluar dan kembali ke kamarnya, Lily segera naik ke ranjang dan berbaring. Ini sudah nyaris pukul satu malam. Ia harus tidur karena kini sudah tidak sendiri lagi.Tadi, karena baru mengetahui Lily ditinggalkan sendiri di rumah besar Benji, Kiello datang menjemputnya. Kemudian, pemuda tampan itu membawanya untuk menginap ke kediaman Galendra karena Benji melarang Kiello menginap menemani Lily hanya berdua."Kenapa susah sekali untuk tidur? Aku mengantuk ...," keluh Lily setelah sete