Semua Bab Pernikahan Yang Tak Kupilih: Bab 61 - Bab 70

Katerina berbaring memunggungi sisi tempat Bayu tidur seperti saat malam pertama pernikahan mereka. Ini adalah yang pertama kali Katerina lakukan sejak mereka memutuskan untuk tidur satu kamar dan memulai hubungan yang benar.Tak berselang lama Bayu ikut berbaring di ranjang bersama Katerina, laki-laki itu terlentang kepalanya menoleh ke arah Katerina yang sedang memunggunginya. Menggeser tubuhnya untuk lebih dekat dengan Katerina, Bayu akhirnya memeluk perempuan itu dari belakang.Katerina yang kaget berusaha menyingkirkan tangan Bayu dari perutnya, namun ucapan Bayu menghentikannya. "Sebentar saja, Katerina.""Bisa kita bicara sebentar?" Lanjut laki-laki itu bertanya. Katerina diam tak menjawab, tapi Bayu tetap melanjutkan ucapannya berharap istrinya itu akan mendengar dan mengerti."Saya minta maaf karena nggak bisa mengontrol emosi saya tadi siang. Saya cuma nggak suka kamu dekat dengan laki-laki lain, Katerina."Bayu menarik napas dan menghembuskannya pelan, "Saya juga minta maaf

Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa hari ini adalah hari ulang tahun Bayu. Katerina sudah merencanakan kejutan untuk suaminya. Namun persiapannya tidak jadi dibantu oleh Bi Lastri, karena hari ini juga hari di mana Ayu akan pindah ke kos jadi Bi Lastri akan membantu gadis itu. Tentu saja Katerina yang mengusulkan ide itu, setelah dipikir-pikir ini bisa ia jadikan untuk momen berdua dengan Bayu."Saya hari ini pulang lebih cepat, ya. Ada urusan penting yang nggak bisa saya tinggalkan." Ucap Katerina saat akan meninggalkan butik untuk pergi ke toko bahan-bahan kue. Ia berniat membuat kue ulang tahun sendiri untuk Bayu.Setelah semua bahan untuk membuat kue lengkap termasuk dengan alat-alatnya, Katerina bergegas pulang ke rumah. Karena Bi Lastri sedang tidak ada, dia harus menyiapkan semuanya sendiri. Untungnya hari ini Bayu lembur, jadi Katerina tidak terlalu terburu-buru dalam proses pembuatan kue.Awalnya Katerina akan membuat bolu kacang karena dulu ia pernah mencoba membuatnya da

Bayu keluar dari mobil Sandi dengan langkah yang terburu-buru, mencoba menerobos keramaian yang ada di depannya. Pikirannya sudah tidak tenang membayangkan jika hal-hal buruk terjadi pada Katerina. "Permisi... tolong minggir sebentar." Ucap Bayu saat melewati setiap kerumunan orang yang sedang menyaksikan kebakaran yang terjadi. Matanya terus tertuju pada butik Katerina yang sekarang sudah dilalap api. "Tolong tetap di sini, Pak. Berbahaya jika Bapak terus mendekat." Larang seorang laki-laki yang sedang membantu petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api. "Tapi istri saya ada pasti masih di butik, Pak. Jangan halangi saya!" Bayu berusaha melepas cekalan tangan laki-laki itu, sampai suara Katerina terdengar dari arah belakang. "Mas Bayu.." Bayu menoleh melihat Katerina dengan keadaan yang sudah tak karuan, rambutnya acak-acakan, wajahnya penuh noda hitam seperti terkena arang dan satu lengan perempuan itu berdarah. Bayu langsung memeluk Katerina, "Are you okay, Katerina?" "Ak

Bayu terdiam mendengar pertanyaan Katerina. Haruskah ia menjawab jujur atau tidak bahwa selain karena soal harta, ia menerima perjodohan ini karena ingin melupakan masa lalunya. Saat sedang memikirkan itu, ponsel Bayu berdering. Nama Sandi tertera di layar ponselnya, "Saya angkat telepon dulu, ya. Ucapnya pada Katerina.Katerina mengangguk, membiarkan Bayu mengangkat teleponnya. Lalu ia beralih pada ponselnya sendiri, dilihatnya aplikasi pesan yang ramai oleh grup di butik. Meski tak menyebut dirinya di sana, Katerina tetap membaca grup itu. Sebagian dari mereka mengkhawatirkan soal pekerjaannya dan itu wajar."Katerina, tadi Sandi bilang sudah menemukan tempat yang cocok buat buka butik." Ucap Bayu tiba-tiba seperti membawa angin segar untuk Katerina."Secepat itu udah dapat, Mas?" Katerina tak menyangka sekretaris suaminya dapat menemukan tempat dalam waktu kurang dari satu hari."Iya, Cantik. Tapi saya tetap harus meninjaunya dulu dan karena kamu yang akan mengelolanya, kamu juga i

"Saya paham, Katerina. Kapan-kapan kalau saya ketemu sama Si Dirga Dirga itu, saya akan minta maaf." Jelas Bayu ketika ia mendapati tatapan bingung dari Katerina setelah meminta ciuman dari perempuan itu. "Sekarang cium saya lagi, ya." Pinta Bayu tak menyerah, kali ini sambil memegang tangan Katerina. Jujur saja laki-laki itu rindu dengan sentuhan sang istri. Katerina memincingkan matanya melihat tangannya yang kini dipegang oleh Bayu. Perempuan itu berniat untuk menghempaskan tangannya agar celakan tangan Bayu terlepas, tetapi laki-laki itu lebih dulu menariknya membuat tubuh mereka makin merapat. "Kamu mau apa, Mas?" "Mau kamu." Katerina tidak tahu saja betapa hati Bayu menghangat saat beberapa menit lalu perempuan itu mengatakan bahwa dia cukup dengan adanya Bayu, tak butuh laki-laki lain. Dan malam ini Bayu ingin memiliki Katerina lagi. "Mas, aku_ mhhmm" Katerina tak bisa menyelesaikan ucapannya saat Bayu lebih dulu membungkam bibirnya dengan bibir laki-laki itu. "Kita bisa