Semua Bab Pernikahan Yang Tak Kupilih: Bab 41 - Bab 50

Siang berganti sore terasa sangat cepat, tapi bagi Katerina hari ini berjalan begitu lambat karena ada yang berbeda. Suaminya tidak mengirim pesan atau datang ke butik untuk makan siang seperti biasanya. Saat ini pun, Bayu tidak menanyakan apa dia lembur atau tidak membuat hati dan pikiran Katerina menjadi tidak tenang."Ini kenapa nggak aktif sih nomornya? Pesan yang aku kirim juga centang satu terus.""Kamu lagi baik-baik aja kan, Mas?"Beberapa pesan dan panggilan ke Bayu sudah ia lakukan sejak siang tadi, tapi tidak ada balasan dari Bayu. Ingin menghubungi sekretaris laki-laki itu, tapi Katerina bahkan tidak memiliki nomornya.Akhirnya saat petang tiba, Katerina memutuskan untuk pulang ke rumah. Ia berpamitan dengan tim desain di butiknya sekaligus meminta maaf karena tidak bisa ikut lembur hari ini. Rasanya ia tidak akan fokus bekerja jika pikirannya tidak tenang seperti ini. Untungnya mobilnya tadi pagi sudah selesai diperbaiki, jadi ia bisa langsung pulang tanpa menunggu datang

Sore itu Bayu pulang ke rumahnya, ia berniat untuk berkemas karena besok pagi ia akan ke luar kota untuk melakukan kunjungan ringan ke pabriknya bersama Sandi. Namun pikirannya sedang tidak tenang, Katerina tidak bisa dihubungi dari siang. Sebenarnya tadi siang ia ingin ke butik, tapi karena ada rapat mendadak jadi ia urungkan dan hanya mengirimkan makanan pada Katerina. Ia berharap setelah rapat selesai ia mendapati pesan dari istrinya itu, namun sayangnya itu hanya terjadi di bayangan Bayu.Memasuki rumah Bayu bertemu dengan Ayu yang sedang menyalakan lampu di ruang tamu. "Apa istri saya sudah pulang?""Belum, Pak. Bu Katerina hari ini lembur."Setelah Ayu pergi dari hadapannya, ia mulai berpikir jika Katerina masih kesal padanya. Jadi ia putuskan untuk menyusul Katerina ke butik setelah ia menyiapkan perlengkapannya untuk keberangkatannya besok.Di sisi lain Katerina sedang sibuk di butik, sejenak ia melupakan permasalahannya dengan Bayu. Tunggu mungkin hanya masalah untuknya, buk

Hari yang sibuk di butik membuat Katerina sejenak melupakan rasa penasarannya tentang mantan kekasih Bayu. Namun, petang itu ketika Bayu mengiriminya pesan rasa penasarannya timbul kembali."Kamu lembur lagi hari ini, Katerina?"Itu adalah pesan yang dikirimkan Bayu pada Katerina, tapi perempuan itu hanya membacanya melalui bar notifikasi. Pikirannya sedang menimbang-nimbang apakah harus menanyakan tentang hubungan masa lalu suaminya atau tidak.Ketika ia sudah mengetikkan pesan berisi pertanyaan tentang hal itu, suara hatinya mencegahnya. "Buat apa tanya tentang hubungan yang sudah berlalu, Katerina? Jangan berusaha mencari tahu, kalau pemilik masa lalunya saja nggak cerita."Akhirnya Katerina urung bertanya, mengetik ulang pesan yang akan ia kirim ke Bayu. " Iya, Mas. Biar bisa selesai pesanannya, jadi aku bisa ikut kamu ke China."Di sisi lain, Bayu yang membaca pesan itu tersenyum lebar. Ia menekan tombol video call di ponselnya. Belum genap satu hari ia pergi, ruang rindu dihatin

Rasa penasarannya tentang isi dari amplop itu tidak Katerina tuntaskan. Ia sadar tidak seharusnya ia membuka sesuatu yang bukan miliknya, meskipun itu milik suaminya sendiri. Mendiang ibunya selalu mengajarkan hal-hal dasar seperti itu, membuat Katerina tahu akan batasan. Lagi pula hari sudah semakin siang, ia harus segera ke butik.Menaruh amplop itu di kursi belakang, Katerina langsung tancap gas sesaat setelah Ayu masuk ke dalam mobil. Di tengah perjalanan Ayu tiba-tiba mengajak bicara Katerina."Bu Katerina, saya mau ngomong sesuatu." "Ngomong aja, Yu." Ucap Katerina sambil menoleh sekilas pada Ayu sebelum matanya fokus kembali ke jalanan."Saya mau pindah dari rumah Bu Katerina."Katerina yang kaget lalu memelankan laju mobilnya, "Loh kenapa, Yu? Kamu nggak betah di rumah saya?""Bukan seperti itu, Bu. Saya cuma nggak enak numpang tinggal dan makan di rumah Ibu padahal saya kerjanya di butik.""Tapi kan kamu tetap kerja sama saya, Yu. Ya nggak masalah." Katerina mencoba memberi

Melihat wajah Bayu yang tampak bingung, perempuan itu mengenalkan dirinya. "Ini aku Sisi, teman sekelas kamu waktu SMA." Lalu ia pun mengulurkan tangannya berkenalan dengan Katerina."Lupa kamu, ya? Padahal tahun lalu kita sempat ketemu di reuni SMA, waktu kamu datang sama_" Tiba-tiba dering ponsel terdengar dari tas perempuan yang bernama Sisi itu. Setelahnya perempuan itu terdengar berbicara dengan si penelpon dan berpamitan pada Katerina dan Bayu tanpa menyelesaikan omongannya yang sudah terlanjur membuat Katerina penasaran."Tadi dia bilang tahun lalu Mas Bayu datang ke reuni sama siapa ya? Mantannya?" Diam-diam hati Katerina bertanya, namun segera perempuan itu tepis dengan menggeleng-gelengkan kepalanya."Kamu kenapa? Pusing?" Tanya Bayu yang melihat istrinya itu menggeleng-gelengkan kepalanya."Enggak, Mas. Udah yuk, pulang."Keheningan menyelimuti perjalanan mereka dari Mall. Katerina masih kepikiran tentang omongan teman Bayu bernama Sasi itu. "Mas, aku boleh tanya sesuatu?"