Itu telepon dari Peter.Adnan melihat Darlene berbicara di telepon dengan ekspresi yang semakin serius. Instingnya langsung berkata bahwa makan siang mereka kali ini kemungkinan besar batal.Benar saja, setelah menutup telepon, Darlene menatapnya dengan wajah penuh rasa bersalah. "Maaf ya, aku ada urusan mendadak. Kayaknya makan siangnya harus ditunda dulu.""Ya, nggak apa-apa. Urusan pentingmu lebih utama," jawab Adnan sambil tersenyum pasrah.Dia mengantarkan Darlene sampai masuk ke taksi, dan setelah mobil itu pergi, dia masih sempat melambaikan tangan. Begitu taksi menghilang dari pandangan, dia bergumam ke udara, "Gimana caranya biar kamu sadar kalau aku lagi berusaha mendekati kamu, sih?"Mengikuti lokasi yang dikirim Peter, Darlene naik taksi menuju sebuah restoran hidangan barat. Lewat kaca besar di bagian depan, dia bisa melihat Peter sudah duduk di dalam untuk menunggunya."Nunggu lama ya? Jalanan agak macet," kata Darlene sambil duduk di hadapannya."Nggak masalah," jawab Pe
Read more