Pagi itu, udara di cabang Timur terasa lebih berat dari biasanya.Langit cerah, tapi suasana di kantor penuh ketegangan — seolah semua orang tahu hari itu akan berbeda.Pak Darto mondar-mandir di koridor, memeriksa papan progres proyek yang sudah dipoles ulang.“Pastikan semua bersih! Jangan ada yang terlambat datang!” serunya.Para staf bergegas, menata berkas, mengganti label ruangan, bahkan menyemprotkan pengharum ruangan dengan aroma citrus segar.Sebuah mobil hitam berhenti di depan gedung. Dari balik jendela, tampak sosok wanita elegan dengan kacamata hitam besar, gaun blazer abu muda, dan langkah yang tegas penuh wibawa.Rambutnya disanggul rapi, bibirnya merah, dan tatapannya tajam seperti seseorang yang terbiasa memberi perintah dan dituruti.Nadine Wijaya.Nama yang, bagi kebanyakan orang, berarti “pewaris Wijaya Build Corp — rekan sekaligus rival bisnis Tanaka Group.”Namun bagi Adrian Tanaka, nama itu berarti masa lalu yang belum sepenuhnya padam.Dari jauh, di sudut area
Terakhir Diperbarui : 2025-10-28 Baca selengkapnya