Sore itu, langit di atas lokasi proyek mulai berubah warna — jingga pucat bercampur kelabu.Maya masih sibuk di depan laptop, mengetik laporan yang harus dikirim sebelum pukul enam.Udara lembap, debu tipis beterbangan bersama aroma semen basah, tapi ia tetap fokus.“Sudah waktunya pulang, Maya,” suara berat terdengar dari belakang.Ia menoleh. Andra berdiri di sana, kemejanya tergulung santai hingga siku, ekspresinya seperti biasa: tegas tapi lembut di ujung nada.“Oh, Pak Andra.”“Masih kerja juga?”“Iya, tinggal sedikit lagi.”Andra mengangguk, lalu menyandarkan tangan di dinding dekat meja Maya.“Aku mau bicara sebentar, tapi... mungkin lebih enak kalau sambil makan malam?”Maya menatapnya, sedikit bingung.“Makan malam?”“Ya, santai saja. Profesional kok,” katanya cepat, seolah bisa membaca ekspresi Maya. “Ada hal tentang proyek yang ingin kubahas. Strategi tender baru dari vendor pusat.”Maya ragu sejenak, tapi Andra menambahkan, “Aku traktir, tentu saja. Anggap saja rapat infor
Terakhir Diperbarui : 2025-10-24 Baca selengkapnya