Jio dan Adit gelisah, keduanya semakin merasa bersalah karena tidak becus. Padahal jika mereka mau lebih berusaha, bisa saja tadi melawan Aziel dan teman-temannya. "Pak Arhan, lain kali kami akan lebih hati-hati melindunginya. Jangan larang Ziana untuk berteman dengan kami." Arhan menoleh dengan senyum miring, lalu kembali melangkah dan tidak menghiraukan permohonan kedua pemuda itu. ***Pagi hari, Ziana sibuk menyiapkan sarapan. Kegiatan yang selalu membuatnya semangat karena dia lakukan sepenuh hati. "Non Zia, tidak perlu memasak. Pak Arhan lebih sering sarapan pake roti." Tangan Ziana terhenti, dia menoleh ke arah Karti. "Benarkah, Bi?" Mendengarnya membuat Ziana sedikit kecewa. "Baiklah, aku akan menyiapkannya."Ziana tetap melanjutkan dan menyelesaikan masakannya. Setelahnya baru menyiapkan roti, selai, dan susu. Dia sudah berniat membuatkan Arhan bekal, jadi menu yang dia buat tadi ditata ke dalam kotak bekal. Arhan yang sudah rapi berjalan ke ruang makan, ada Ziana yan
Huling Na-update : 2025-11-22 Magbasa pa