Mendengar permintaan pria di depannya, Arumi mulai merasa seperti ada yang berbeda. Suara itu, tawa itu, wangi parfum itu, rasanya semuanya terlalu berlebihan jika disebut hanya sebuah kebetulan. “Si—siapa kamu sebenarnya?” tanya Arumi penasaran.“Saya? Saya orang yang sudah mem-booking kamu,” jawab pria itu santai.“Bukan. Maksudku, siapa namamu?” “Kamu mulai penasaran denganku? Mulai naksir?” “Hah? Naksir? Nggak, siapa yang naksir?” tanya Arumi cepat.“Itu, berawal dari penasaran, lalu jadian, kemudian berakhir di pelaminan.”“Idih, alay. Kamu mau jawab atau nggak? Kalau nggak aku buka nih, penutup matanya,” ancam Arumi. Pria itu kembali terkekeh. “Kamu cium saya dulu, nanti akan saya beritahu siapa saya,” pintanya.“Ok. Tapi janji juga ya, setelah aku cium kamu, kamu bakalan bebasin aku?” “Iya, saya janji,” balas pria itu.Arumi kembali meraba, mencari keberadaan bibir dan membingkai wajah pria itu dengan hati-hati. Meski tak melihatnya, namun ia tahu, jika sosok yang saat ini
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-11-30 อ่านเพิ่มเติม