Pukul satu dini hari waktu Melbourne.Pesawat Airbus itu sudah landing di Bandara Internasional Perth, Australia. Semua penumpang turun dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan dengan tujuan masing-masing. Andini dan Arumi bergerak menuju ke boarding gate. Kemudian nanti mereka akan menunggu keberangkatan selanjutnya di ruang boarding lounge. ‘Aku udah di Australia, Om,’ batin Arumi. Ia tidak berjalan, melainkan diseret—sebuah boneka yang dikendalikan oleh kemauan keras ibunya.Di tengah hiruk pikuk Bandara Perth yang bising, air matanya mengering bukan karena berhenti, melainkan karena ketakutan yang membekukan.Tangannya gemetar hebat, mencoba melepaskan cengkraman Andini yang keras dan dingin di pergelangan tangannya. Pikirannya hanya dipenuhi satu nama, satu wajah, dan ratapan sunyi atas perpisahan yang dilarang. Angkasa Langit Cakrawiguna.“Balikin ponsel Arumi, Ma,” pinta Arumi saat mereka sudah duduk di ruangan boarding lounge.“Nggak, mulai sekarang, kamu nggak boleh pegang
Last Updated : 2025-11-23 Read more