Di tengah-tengah kota klasik dan megah, di sana lah mereka. Suasanya sejuk, sepi, dan tidak berpolusi sangat lah nyaman untuk disinggahi. “Jika kau ingin ke tempat lain, jangan sungkan memberitahuku. Atau kau ingin ke perusahaanku?” Tawar Keeiko yang memandang Myli. “Sederhana saja, aku tidak terlalu suka keramaian. Mungkin… di waktu lain saja ke tempatmu.” “Saat itu kita sudah menjadi suami– istri. Tentu saja kau wajib ikut untuk menemani dan mendampingiku, kalau kau mau tapi…” Balasan pria itu sukses membuat jantung Myli dipenuhi lampu disko, alias ajep-ajep dan jedag-jedug terpesona. Perempuan mana yang kuat mendengar kalimat manisnya. Bukankah itu sekaligus jebakan? “Ada saatnya aku mau dan tidak, tergantung suasana hati.” Begitu jawab Myli. Ya sebagai wanita, mood itu mudah sekali berubah-ubah di setiap menitnya. “Biar kau tidak hilang.” Keeiko lagi dan lagi menatapnya intens. Sangat tidak baik untung jantungnya. Dilihat lah tangannya, digenggam erat oleh Keeiko. “KAKAK AW
Last Updated : 2025-10-17 Read more