Home / Romansa / Dicintai Ugal-ugalan Oleh Pria Mapan / Bab 3. Mereka Akan Datang

Share

Bab 3. Mereka Akan Datang

Author: daisy
last update Last Updated: 2025-10-17 12:30:38

Di tengah-tengah kota klasik dan megah, di sana lah mereka. Suasanya sejuk, sepi, dan tidak berpolusi sangat lah nyaman untuk disinggahi.

“Jika kau ingin ke tempat lain, jangan sungkan memberitahuku. Atau kau ingin ke perusahaanku?” Tawar Keeiko yang memandang Myli.

“Sederhana saja, aku tidak terlalu suka keramaian. Mungkin… di waktu lain saja ke tempatmu.”

“Saat itu kita sudah menjadi suami– istri. Tentu saja kau wajib ikut untuk menemani dan mendampingiku, kalau kau mau tapi…” Balasan pria itu sukses membuat jantung Myli dipenuhi lampu disko, alias ajep-ajep dan jedag-jedug terpesona. Perempuan mana yang kuat mendengar kalimat manisnya. Bukankah itu sekaligus jebakan?

“Ada saatnya aku mau dan tidak, tergantung suasana hati.” Begitu jawab Myli. Ya sebagai wanita, mood itu mudah sekali berubah-ubah di setiap menitnya.

“Biar kau tidak hilang.” Keeiko lagi dan lagi menatapnya intens. Sangat tidak baik untung jantungnya.

Dilihat lah tangannya, digenggam erat oleh Keeiko.

“KAKAK AWASSSSS, KAKAKK!!!” Teriak dua anak laki-laki dari arah taman dan kelima temannya kabur dari sana.

Ada bola melambung tinggi ke arah mereka. Dengan sigap Keeiko merapatkan tubuhnya, kedua tangannya melindungi kepala Myli dan mendekatkannya ke dada. Ia tangkis kuat-kuat bola itu.

Myli mendadak kaku, entah karena aroma pria itu atau karena kedekatan mereka yang tanpa jarak itu. Hingga tidak mendengar kata permintaan bola dari salah satu anak itu. Dasar!

“Bocil zaman sekarang rata-rata nakal sekali.” Ujar Keeiko. Dia begitu karena pernah merasakannya, diumpati oleh bocah ketika sedang minum di dalam mobilnya, tepat saat lampu merah.

Keeiko tersenyum kecil pada Myli, “untungnya bukan dirimu yang terluka…”

Myli sekarang paham mengapa Ibunya begitu memaksa dirinya untuk menerima Keeiko, dulu. Sikapnya begitu hangat, perhatian, nadanya selalu halus dalam berbicara.

“Aku harap anak kita nanti tahu caranya meminta maaf dan berterima kasih…”

“Eh? A-anak?”

Keeiko menekankan ucapan, “kita akan membuatnya nanti.”

••••

Rasa lelah dan energi habis yang ia rasakan sesampainya di rumah. Kemudian Myli mengejutkan Ibunya dari belakang dengan bawaannya tadi.

Reimma menunduk, menatap benda-benda itu, lalu tatapannya berpusat ke arah Myli. “Apa itu? Kau yang membelinya sendiri?” Ah, tidak mungkin. Punya uang saja tidak, dirinya juga jarang sekali memberinya uang. Paling 2 atau 3 bulan sekali, itupun sebesar 20ribu.

Myli mengangkat kedua bahunya untuk menjawabnya. Ia biarkan Ibunya berasumsi sendiri, orang tua kan selalu mencurigai anaknya.

Seketika matanya membelalak sangat lebar, sesudah membuka box persegi panjang dari tas hologram itu. Reimma letakkan sebentar di sebelahnya dan ia pukuli anaknya. “APAKAH KAU MENCURI? LIHAT, INI ADA SURATNYA JUGA YANG MENYATAKAN BAHWA INI ASLI.” Ibunya mengambil kertas yang ukurannya tebal dan kaku, tertulis jelas jika set perhiasan dan heels di dalamnya 100% asli berlian. “Ini sangat mahal sekali Myli… sekarang katakan, kau dapat darimana?! Jangan bilang kau melakukan pencurian di tokonya? Astaga Myli… Ibu sudah bilang jangan pernah melakukan hal menjijikkan itu walaupun kita sangat-sangat kesusahan. Dan kau membawa banyak sekali makanan bermerk dan mahal. Kau ini habis darimana sebenarnya.” Reimma sampai meraup wajahnya sendiri, pikiran negatif-negatif saling bersahutan dan muncul memenuhi kepalanya.

“Ibu, hentikan… dengarkan aku terlebih dahulu.” Myli mengambil napas banyak-banyak. Menguatkan hatinya untuk mengungkapkan semuanga pada sang Ibu. Tidak mudah untuknya berkata langsung seperti ini. Banyak keraguan yang menggerogoti dirinya namun keputusan itu sudah terjadi dan sudah bulat. Maka tidak ada kata atau tindakan untuk mundur apalagi membatalkannya. Semuanya sudah terputuskan hari ini dengan persetujuannya dan pria itu.

“Ibu. Semua yang ku bawa, semuanya adalah pemberian dari Keeiko. Kau mengenalnya bukan? Dan… dan aku…” Myli berhenti sebentar, menetralkan jantungnya.

“Keeiko?” Reimma mengernyitkan dahinya. Tumben sekali menitipkannya pada Myli dan juga tumben sekali anaknya mau menerimanya.

“Dan kau kenapa? Mengapa berbicaramu setengah-setengah begitu?”

“Aku menerima lamarannya dan kami akan menikah.” Kata Myli.

Selayaknya tubuh yang ditaruh di tengah-tengah salju tanpa jaket. Reimma dibuat membeku dan tidak percaya dengan ungkapannya itu.

“Kau jangan membohongiku!!!”

“Tidak, Ibu…”

“Apakah aku bermimpi dan salah mendengar?” Reimma menampar dan mencubiti tangannya sendiri.

“Sudah lah hentikan itu Ibu. Aku benar-benar serius.” Myli yang sudah lelah itupun menarik tangan Ibunya agar berhenti menyakiti dirinya.

“Perbuatan baik apa yang telah ku lakukan sampai-sampai akan memiliki menantu mapan dan dewasa seperti Keeiko.” Ucapnya yang kegirangan itu.

Ia ciumi seluruh permukaan wajah anaknya itu dan tidak lupa berkata, “terima kasih. Aku benar-benar bahagia karena keputusanmu itu.”

“Kau berlebihan Ibu, aku hanya menerimanya tapi kau sangat bangga sekali.”

“Bagaimana tidak, aku sangat bahagia karena anakku akan memiliki masa depan yang cerah di tangan lelaki yang tepat. Itu membuatku sangat lega dan tidak berat apalagi khawatir menyerahkanmu padanya. Hatiku akan hancur jika kau memilih pasangan yang buruk, aku telah membesarkanmu dengan keringat dan uangku sendiri. Hati Ibu mana yang tidak akan sakit melihat anaknya disakiti nantinya?” Reimma yang lebih berpengalaman dengan kehidupan pahit dan manis. Juga gagalnya pernikahan pertamanya membuatnya takut, takut apabila Myli mengalaminya juga. Itu sangat menyakitkan, biarkan dirinya saja yang merasakannya. Anaknya jangan. Jadi, Ayahnya yang sekarang adalah Ayah sambung Myli dan pria itu sedang berada di Kota lain di rumah saudaranya.

Darah Myli rasanya berhenti berdesir. Perkataan Ibunya itu sangat membuatnya tersentuh hingga terdengar begitu menyedihkan. Tapi apakah benar bahwa masa depannya akan cerah?

“Jadi kapan pernikahannya akan dilaksakan?” Tanyanya, dirinya sudah tidak sabar.

Myli menggeleng, “besok dia dan keluarganya akan datang ke sini untuk membahasnya.”

“APAAAA? MENGAPA MENDADAK SEKALI.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dicintai Ugal-ugalan Oleh Pria Mapan   Bab 10. Lanjut Part 2!

    “Bitch! Kau tidak usah merasa sok cantik. Bangga berlebihan seolah-olah perusahaan ini milikmu. Kalau saja bukan Istri dari Pak Keeiko, selamanya kau tidak akan pernah menginjakkan kaki di sini.” Siapa lagi jika bukan Elsa yang bermulut pedas dan bernada ketus. Entah jalan apa yang ia lewati sampai bertemu demit satu ini. Tetapi Elsa tidak sendiri, di sampingnya ada sosok lain yang malah menyembunyikan tawa darinya. Percuma saja, Myli sudah tahu bahwa itu tawa ejekan. Niatnya ingin jalan-jalan agar dirinya terhibur. Ah, nasib buruk akibat menolak ajakan Keeiko untuk menungguinya meeting. “Oh begitukah? Artinya aku beruntung ya. Selangkah lebih maju dari orang-orang yang mengagumi dan menyukai Keeiko.” Balas Myli tenang dan menganggapnya itu pujian baru untuknya. Ya, dirinya memang beruntung saat ini. Tapi masa depan tidak ada yang tahu kan… Menyebalkan. Elsa sudah siap mejawabnya lagi mendadak urung. Dipuji tidak pantas, dihina tidak tumbang. Kemudian mereka Elsa dan temannya sali

  • Dicintai Ugal-ugalan Oleh Pria Mapan   Bab 9. It shouldn't a problem!

    “Keeiko… apa tidak masalah aku datang ke sana? Aku kan tidak memiliki kepentingan sama sekali.” Tanyanya sendu. Sejujurnya ia merasa tidak percaya diri. Sudah pasti di sana tempatnya orang-orang sarjana berkumpul. Dari belakang yang jaraknya sedikit jauh. Myli ikut menelusuri penampilannya melalui kaca full body. Lebih tepatnya baju hari ini, sudah kah serasi atau belum? Ia lebih suka pakaian simple. Kok mirip pembantu ya ketimbang majiikan? Eh. Ia menyalahkan kaca itu yang bermasalah. Kalau dilihat dari cermin lain, ia terlihat sangat cantik kok. “Astaga… mikir apa aku ini!” Dalam batinya ia menggerutu. “Myli, kau pagi-pagi sudah bertingkah seperti orang yang memiliki hutang. Jangan dipukul seperti itu, kalau ada masalah ceritakan padaku…” Tegur Keeiko, dirinya merasa gagal fokus ketika memakai sepatu. Myli hanya menepuk keningnya, itupun pelan. Tidak mungkin menyakiti dirinya sendiri di saat berusaha selflove. Memandang Keeiko yang benar-benar sudah siap dan akan berangkat. Sem

  • Dicintai Ugal-ugalan Oleh Pria Mapan   Bab 8. My Little Wife

    Jari-jarinya sangat lincah dalam memencet keyboard laptop. Fokusnya terpecah, sesekali ia menoleh ke samping, ke arah pintu kamar mandi. Menunggu perempuan yang dicintainya, yang sudah sah menjadi istrinya, menunjukkan diri. Bukan apa, Keeiko itu terbayang Myli menceburkan diri ke bak mandi. Myli mengangkat kedua tangan ke atas kemudian ke bawah. Menenangkan dirinya sendiri yang hampir tremor. Dia berlari ke sini dengan harapan Keeiko tertidur duluan. Kalau begitu kan ia merasa lega selega-leganya. “Takut…” Cicitnya yang saat ini di dalam kamar mandi. “Takut dianu…” Gumamnya lagi. “Eh tapi,” pikirannya melayang ke arah ciuman perdana mereka. Ia pegang bibirnya yang sudah tidak perawan itu. “Hhh, enyah lah…” Myli menggeleng dan menepuk-nepuk pelan kepalanya. Biar segala pemikiran kotor hilang dari otaknya. “Myli, kau sedang apa di sana? Apa terjadi sesuatu?” Keeiko merasa janggal, sudah ia perhatikan istrinya ke kamar mandi sedari pukul 8 dan kini sudah pukul 10. Tidak ada

  • Dicintai Ugal-ugalan Oleh Pria Mapan   Bab 7. Drama Kecil

    “Lihat itu. Myli selangkah lebih maju dari kau. Souvenirnya pun mahal dan bermerk, aku sangat iri…” Killyan menyenggol lengan anaknya yang banyak melamun hari ini. Sebagai Ibu ingin yang terbaik untuk anaknya. Kayye memutar bola matanya, “Keeiko itu kaya raya sedari Ibu dan Ayahnya kecil. Wajar saja mewah dan mahal, jangan norak seperti itu.” Tidak bisa disangkal rumah Keeiko membuat Kayye ingin merasakannya juga. “Maka cari lah yang seperti dia. Tinggalkan kekasihmu itu.” “Tidak mau!! Setidaknya aku dan Gion saling mencintai. Sedangkan dia belum tentu dicintai, orang kaya itu seleranya tinggi dan harus setara. Hah… kasihan sekali mempunyai istri seperti itu. Pengangguran, lulusan SMA, dan pas-pasan, benar-benar aib di tengah-tengah keluarga mereka.” Kayye berdecih sinis. Muak sekali banyak yang mengagungkan Myli. Norak!! Tapi jangan salah, justru penampilan orang kaya itu selalu sederhana. Mereka juga tidak memamerkan harta kekayaannya, yang seperti itu malah orang baru k

  • Dicintai Ugal-ugalan Oleh Pria Mapan   Bab 6. Hari Bahagia Telah Tiba

    Yang dulu kedua tangan ini saling berjauhan, kini saling berpegangan. Tangan ini lah yang nantinya akan menuntun Myli menuju ke arah yang lebih baik. Setelah saling berikrar janji suci dan pemakaian cincin. Pemimpin agama memegang tangan keduanya seraya mengucap doa berkat, menyatakan keduanya menjadi suami istri yang sah di hadapan Tuhan juga dipertontonkan oleh mereka semua dan keluarga-keluarga. “Harus kah berciuman?” Tanya Myli, berharap ada kata tidak. Setelah sang pendeta menyuruhnya. Namun Keeiko yang tidak ingin melewatkan hal itu, tentu saja memanfaatkan ketidaktahuannya. “Ya, sebagai penyegelan janji.” Keeiko berkata disertai menahan tawa. Sama-sama ciuman first time, di penutup acara sakral ini. Keeiko mendekatkan wajahnya tanpa bisa disangkal lagi oleh Myli, mereka sudah sah. Dikecupnya sebentar saja bibir Myli yang malu-malu canggung dan kaku. Hingga kejadian itu membuat mereka bersorak gembira dan menggodanya. Myli ingin menghilang saja rasanya, benar-benar sal

  • Dicintai Ugal-ugalan Oleh Pria Mapan   Bab 5. Hati-hati Di Jalan

    Memuncak sudah kekesalannya. Setelah kemarin melihat ada laki-laki asing dan kaya berkunjung ke rumah tetangganya. Sekarang di meja ruang tamunya ada undangan pernikahan wanita itu dengan pria kemarin. Benar-benar tidak bisa dinalar, bagaimana bisa? Kayye kepanasan bukan main. Rasa geram dan kesal sudah mencapai ke ubun-ubunnya. Hanya dirinya saja yang boleh merasakan keberuntungan itu, sedangkan orang lain tidak boleh. Kayye tersenyum smirk, “pasti juga dimanfaatkan saja, cuma bua dipakai lalu dibuang. Tidak mungkin ada orang seganteng itu mau sama wanita biasa saja dan tidak begitu menarik.” Ia semangati dirinya sendiri dan menepis pemikiran jika Myli akan bahagia. Omong kosong!! Kenyataan pahit bahwa pria itu duluan yang menyukai Myli, membuat Kayye setres. Hingga tanpa sadar ia menendang kursi kayu dengan kuat. “Auhss. Sialan, sakit sekali kakiku…” Nyeri dan panas yang dirasakannya. Ya begitu lah, karena banyak tingkah. Nyatanya, setiap individu sudah mendapatkan porsinya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status