All Chapters of Merayu Kaisar Tua: Chapter 41 - Chapter 50

"Ngomong ngomong bagaimana kabar anggur yang aku minta buat waktu itu?" Tanya Xiao Zhi dengan rasa penasaran. Sejak ia mengambil alih restoran tersebut, Xiao Zhi sudah meminta Nyonya Wen dan Bos Wen mencoba untuk memproduksi anggur yang difermentasi secara mandiri.Xiao Zhi mengetahui dengan jelas, bahwa untuk memperbesar pangsa pasar dibutuhkan sesuatu sebagai teman makanan. Salah satu teman makanan yang paling disukai oleh orang kuno adalah anggur atau wine! Xiao Zhi sudah mengetahui legendanya, bahwa sejak zaman dahulu, dinasti demi dinasti berkembang namun wine selalu menjadi pusat favorite di masa lalu hingga saat ini. Terutama bagi kaum pria yang suka minum dan mabuk!Xiao Zhi sudah merencanakannya sejak lama, karena anggur membutuhkan waktu lama untuk fermentasi. Namun dengan teknik modern, Xiao Zhi bisa menciptakan anggur berkualitas tinggi bagi dunia kuno saat ini. Anggur disini pahit dan sulit untuk diminum, menyakiti tenggorokan dan berjenis ringan.Pangsa pasar anggur ter

Mata Xiao Zhi memerah dan air mata menggenang di pelupuk matanya. Wajahnya memerah namun ia masih tidak bisa mendorong Zhao Tian menjauh. Ciuman itu menjadi jauh lebih ganas setiap kali Xiao Zhi memberontak.'Dasar gila!' Bisik Xiao Zhi dalam hatinya, menatap Zhao Tian dengan tak berdaya dan marah. Zhao Tian bangkit dari tempat duduknya, ia menyapu seluruh meja dan menjatuhkan seluruh piring dan gelas ke lantai. Suara benda benda berjatuhan dan pecah membuat Kasim Cao menutup matanya dengan tenang.Kebetulan Nyonya Wen baru saja lewat, ia terkejut dan hendak pergi memeriksa ketika Kasim Cao menghentikannya. "Nyonya Wen, ini ruang ganti rugi. Orang di dalam sedang di madu kasih, tolong jangan ganggu mereka." Ucap Kasim Cao dengan senyum sopan.Wajah Nyonya Wen memerah. Tidak bisa di percaya! Restorannya tidak lagi memiliki penginapan namun masih ada seseorang yang bersikeras melakukannya di dalam kamar makan? Sungguh memalukan. Namun jika Kasim Cao sudah berbicara, bagaimana Nyonya Wen

Xiao Zhi adalah sosok yang paling pantas duduk di kursi permaisuri jika dilihat dari sikapnya, kecerdasan otaknya dan cara berpikirnya. "Jelaskan padaku secara detail." Ucap Zhao Tian dengan suara dingin. Namun diam diam dibalik perasaan dingin dalam suaranya, ada kebahagiaan yang jelas. Kasim Cao melirik Zhao Tian ringan dan menatap Zhang Hao dengan ekspresi puas."Ceritanya berawal dari Jenderal Xiao yang ikut pergi dan berkontribusi dalam perang dekade sebelumnya. Ia mendapatkan gelar dari yang mulia, membawa istrinya ke rumah besar. Namun tidak disangka, jenderal Xiao memiliki selingkuhan di luar dan bahkan memiliki anak yang umurnya tidak jauh lebih tua dari putri sahnya.""Intinya, nyonya Xiao tidak terima, apalagi Jenderal Xiao memperlakukan ibu dan anak dengan sikap yang sangat buruk. Nyonya Xiao berakhir meninggal karena terlalu menderita dan meninggalkan Nona Xiao Zhi seorang diri. Namun, kehidupan selanjutnya Nona Xiao Zhi juga tidak lebih baik. Dikurung dalam paviliun pal

Ketika memikirkan Nona Zhi dalam ingatannya, Tuan Gao memasang ekspresi cabul yang langka. Ia menjilat bibirnya sendiri dan tubuhnya sedikit bersemangat. Namun pada saat ini seorang prajurit masuk dengan tergesa gesa, yang membuat pelayan tua dan Tuan Zhao tersebut mengerutkan keningnya kesal."Ada apa? Apa kamu tidak menginginkan kakimu lagi? Berlari tergesa gesa dan menerobos masuk sembarang? Kamu cari mati?" Kata Tuan Gao dengan suara dinginnya. Tubuh gemuknya bergetar beberapa saat. Namun ketika ia melihat siapa yang masuk ke dalam ruangannya kemudian mengikuti prajurit tersebut.Tuan Gao tersentak, dan ua buru buru bangkit dari tempat duduknya dengan tubuh terhuyung. Ia berlutut dan memberi salam pada pria yang sedikit lebih tua dan mengenakan zirah mewah yang berdiri layaknya jenderal didepannya saat ini."Orang rendahan memberi salam pada kapten pengawal rahasia Kekaisaran, Tuan Zhang Hao." Tuan Gao memberi hormat sambil berkata dengan terbata bata.Ekspresinya menjadi pucat d

Ia menatap Kasim Cao dan berkata dengan tajam di bawah tatapan tak percaya Kasim Cao. "Minta dia datang menemuiku, jika tidak maka kita tidak perlu bertemu lagi di kemudian hari." Ancaman mutlak Xiao Zhi membuat Kasim Cao merinding. Jika sudah seperti ini, tingkat masalahnya pun bukan lagi hal yang sepele.Bukan berarti Kasim Cao takut pada Xiao Zhi, ia takut pada seseorang yang duduk di atas tahta tersebut. Tapi melihat Xiao Zhi berbalik pergi dan menyisakan lirikan tajam, membuat Kasim Cao begitu sedih hingga ingin menangis.Di dunia ini siapa yang bisa memperlakukan yang mulia kaisar dengan begitu kasar? Mungkin hanya Xiao Zhi. Jadi dengan membawa kesedihan dan ketidak erdayaannya, ia berjalan kembali ke istana kekaisaran. Kebetulan di tengah jalan ia bertemu dengan Pengawal Zhang Hao yang juga baru saja keluar dari rumah Tuan Gao. Zhang Hao yang melihat kedatangan Kasim Cao dengan ekspresi lesunya pun tak kuasa menahan diri untuk bertanya. "Apa yang terjadi? Mukamu begitu lesu?"