LOGINSetelah Zhao Tian mengatakan hal tersebut, tidak ada alasan bagi Shen Xin Yi dan Zhao Yifan untuk tinggal lebih lama. Dibawah perasaan tertindas Zhao Tian, ibu dan anak itu mulai pamit undur diri."Setelah Yang Mulia memutuskan, saya ijin undur diri terlebih dahulu.""Ananda ijin undur diri."Begitu keduanya menghilang dari ruangan tersebut, ekspresi Zhao Tian sedikit membaik. Ia menghela nafas namun kecemasan di hatinya belum juga padam. Ia melirik Kasim Cao dan kembali menanyakan apa yang terjadi pada sosok gadis muda yang selalu muncul dalam benak Zhao Tian selama berhari hari lamanya. Apalagi setelah malam panas itu berlalu, sekarang setiap malam Zhao Tian hampir tidak bisa menghilangkan sosok gadis tersebut dalam ingatannya."Bagaimana? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Zhao Tian sedikit menahan kecemasannya. Zhang Hao juga merasa penasaran, ia menanyakannya dalam perjalanan namun ia hanya mendapat gelengan kepala dari Kasim Cao. Untuk sejenak baik itu Kasim Cao atau Zhang Hao
Ia menatap Kasim Cao dan berkata dengan tajam di bawah tatapan tak percaya Kasim Cao. "Minta dia datang menemuiku, jika tidak maka kita tidak perlu bertemu lagi di kemudian hari." Ancaman mutlak Xiao Zhi membuat Kasim Cao merinding. Jika sudah seperti ini, tingkat masalahnya pun bukan lagi hal yang sepele.Bukan berarti Kasim Cao takut pada Xiao Zhi, ia takut pada seseorang yang duduk di atas tahta tersebut. Tapi melihat Xiao Zhi berbalik pergi dan menyisakan lirikan tajam, membuat Kasim Cao begitu sedih hingga ingin menangis.Di dunia ini siapa yang bisa memperlakukan yang mulia kaisar dengan begitu kasar? Mungkin hanya Xiao Zhi. Jadi dengan membawa kesedihan dan ketidak erdayaannya, ia berjalan kembali ke istana kekaisaran. Kebetulan di tengah jalan ia bertemu dengan Pengawal Zhang Hao yang juga baru saja keluar dari rumah Tuan Gao. Zhang Hao yang melihat kedatangan Kasim Cao dengan ekspresi lesunya pun tak kuasa menahan diri untuk bertanya. "Apa yang terjadi? Mukamu begitu lesu?"
Disisi lain, setelah Zhao Tian mengetahui masalah ini. Ia juga mengirim Kasim Cao secara pribadi untuk mengecek kondisi Xiao Zhi. Kasim Cao sudah berdiri di depan restoran dan melihat keramaian yang familiar.Namun kali ini ia tidak bersama sosok lain, namun hanya berdiri seorang diri dengan pakaian rakyatnya. Kasim Cao berjalan masuk dan segera disambut oleh seorang pelayan. Semua orang segera mengenalinya, lagipula Kasim Cao dan Zhao Tian sering datang dan semua orang sudah familiar dengan wajahnya.Ini adalah tamu kehormatan bos mereka. "Tuan Cao, mari saya bawa anda ke ruangan anda." Ucap sang pelayan sambil membimbing Kasim Cao naik ke lantai atas.Ketika Xiao Zhi dayang, Nyonya Wen berjalan menghampirinya dan berkata. "Tuan Cao datang dan sedang duduk di kamarnya. Mungkin ia ingin menemuimu." Ucap Nyonya Wen ringan tanpa memikirkan hal lain. Lagipula Kasim Cao memang sudah tinggal lama di kamar makan pribadinya namun tak kunjung keluar seakan akan sedang menunggu seseorang.Keti
Ketika memikirkan Nona Zhi dalam ingatannya, Tuan Gao memasang ekspresi cabul yang langka. Ia menjilat bibirnya sendiri dan tubuhnya sedikit bersemangat. Namun pada saat ini seorang prajurit masuk dengan tergesa gesa, yang membuat pelayan tua dan Tuan Zhao tersebut mengerutkan keningnya kesal."Ada apa? Apa kamu tidak menginginkan kakimu lagi? Berlari tergesa gesa dan menerobos masuk sembarang? Kamu cari mati?" Kata Tuan Gao dengan suara dinginnya. Tubuh gemuknya bergetar beberapa saat. Namun ketika ia melihat siapa yang masuk ke dalam ruangannya kemudian mengikuti prajurit tersebut.Tuan Gao tersentak, dan ua buru buru bangkit dari tempat duduknya dengan tubuh terhuyung. Ia berlutut dan memberi salam pada pria yang sedikit lebih tua dan mengenakan zirah mewah yang berdiri layaknya jenderal didepannya saat ini."Orang rendahan memberi salam pada kapten pengawal rahasia Kekaisaran, Tuan Zhang Hao." Tuan Gao memberi hormat sambil berkata dengan terbata bata.Ekspresinya menjadi pucat d
Beberapa hari kemudian berlalu, namun Xiao Zhi masih belum melihat sosok Zhao Tian. Hal ini membuatnya mengerutkan keningnya. Dari yang Xiao Zhi ketahui dimana pada zaman ini kesucian sangat penting dan tanggung jawab Zhao Tian pasti akan bertanggung jawab atas dirinya.Tapi sampai saat ini batang hidung lelaki tua itu belum terlihat. Xiao Zhi yang dalam mood yang buruk membuat Nyonya Wen dan Bos Wen sedikit ketakutan. Ekspresi suram Xiao Zhi seakan akan ia ingin bergegas membunuh orang saat itu juga.Nyonya Wen bertahan sejenak tetap di tempatnya berada, namun memikirkan ini adalah hal yang sangat penting. Akhirnya ia tetap memberanikan dirinya untuk menyapa Xiao Zhi.Xiao Zhi yang menyadari kehadiran nyonya Wen juga mendongak. Menahan rasa kekesalan dalam dirinya, Xiao Zhi bertanya dengan suara dingin. "Nona Zhi, restoran kita dalam masalah." Ucap Nyonya Wen dengan kecemasan di wajahnya. Xiao Zhi mengerutkan keningnya dan mendengus."Katakan, ada apa." Ucapnya dengan suara kesal. Ny
Xiao Zhi adalah sosok yang paling pantas duduk di kursi permaisuri jika dilihat dari sikapnya, kecerdasan otaknya dan cara berpikirnya. "Jelaskan padaku secara detail." Ucap Zhao Tian dengan suara dingin. Namun diam diam dibalik perasaan dingin dalam suaranya, ada kebahagiaan yang jelas. Kasim Cao melirik Zhao Tian ringan dan menatap Zhang Hao dengan ekspresi puas."Ceritanya berawal dari Jenderal Xiao yang ikut pergi dan berkontribusi dalam perang dekade sebelumnya. Ia mendapatkan gelar dari yang mulia, membawa istrinya ke rumah besar. Namun tidak disangka, jenderal Xiao memiliki selingkuhan di luar dan bahkan memiliki anak yang umurnya tidak jauh lebih tua dari putri sahnya.""Intinya, nyonya Xiao tidak terima, apalagi Jenderal Xiao memperlakukan ibu dan anak dengan sikap yang sangat buruk. Nyonya Xiao berakhir meninggal karena terlalu menderita dan meninggalkan Nona Xiao Zhi seorang diri. Namun, kehidupan selanjutnya Nona Xiao Zhi juga tidak lebih baik. Dikurung dalam paviliun pal







